BPOM Tambah Dua Regimen Booster pada Vaksin Covid-19, Ini Efektifitasnya

IDXChannel - Badan Pengawas Obat dan Makan (BPOM) menambah dua Regimen Booster Heterolog pada Vaksin Covid-19. Adapun dua regimen booster tersebut adalah vaksin Pfizer dosis setengah untuk vaksin primer Sinovac atau AstraZeneca serta vaksin AstraZeneca dosis setengah untuk vaksin primer Sinovac atau dosis penuh untuk vaksin primer Pfizer.
Adapun keenam vaksin tersebut meliputi:
1.Vaksin Sinovac dosis penuh sebagai booster homolog.
2.Vaksin Pfizer full dose sebagai booster homolog.
3.Vaksin AstraZeneca fuBadan Pengawas Obat dan Makan (BPOM) telah meresmikan enam jenis booster homolog atau heterolog pada Vaksin Covid-19.
4.Vaksin Moderna sebagai booster homolog dosis setengah/half dose.
5.Vaksin Moderna heterolog dengan half dose sebagai booster heterolog dosis setengah/half dose untuk vaksin AstraZeneca, Pfizer, atau Janssen.
6.Vaksin Zifivax full dose sebagai booster heterolog untuk vaksin primer Sinovac dan Sinopharm.
Kepala Badan POM, Penny K Lukito, secara bertahap melakukan proses evaluasi penggunaan booster vaksin sesuai dengan pengajuan dan ketersediaan data uji klinik yang mendukung pengajuan booster tersebut.
“Badan POM kembali mengeluarkan persetujuan penggunaan untuk dua regimen booster heterolog pada vaksin Covid-19," ucap Penny dalam siaran pers resmi di laman BPOM, Senin (16/1/2022).
Adapun dua regimen booster tersebut adalah vaksin Pfizer dosis setengah untuk vaksin primer Sinovac atau AstraZeneca serta vaksin AstraZeneca dosis setengah untuk vaksin primer Sinovac atau dosis penuh untuk vaksin primer Pfizer.
Dalam penelitian tersebut, pada vaksin Pfizer sebagai booster heterolog (dosis setengah) untuk vaksin primer Sinovac atau AstraZeneca menunjukan hasil imunogenisitas. Peningkatan antibodi yang tinggi pada 6-9 bulan (31-38 kali) setelah pemberian dosis primer lengkap.
Di sisi lain, peningkatan antibodi setelah 6 bulan vaksinasi primer lengkap vaksin Sinovac menghasilkan peningkatan antibodi IgG terhadap S-RBD yang tinggi (105,7 kali) dibandingkan sebelum diberikan dosis booster.
“Secara umum pemberian dosis booster vaksin Pfizer dengan vaksin primer Sinovac dapat ditoleransi baik reaksi lokal maupun sistemik," lanjut Penny.
Untuk vaksin Pfizer sebagai booster dengan vaksin primer AstraZeneca, hasil imunogenisitas menunjukkan hal yang sama. Pada pemberian booster vaksin Pfizer dosis setengah setelah 6 bulan vaksinasi primer lengkap dengan vaksin Astra Zeneca menghasilkan peningkatan antibodi IgG terhadap S-RBD yang tinggi (21,8 kali) dibandingkan sebelum diberikan dosis booster.
Sementara, vaksin AstraZeneca sebagai booster heterolog dosis setengah/half dose dengan vaksin primer Sinovac menunjukan hasil imunogenisitas berupa peningkatan antibodi IgG terhadap S-RBD yang tinggi (35 – 38 kali), baik pada interval booster 3-6 bulan (34-35 kali) maupun 6-9 bulan (35 – 41 kali).
Kenaikan IgG pada dosis setengah/half dose tidak berbeda jauh dengan full dose. Untuk booster dengan Vaksin Primer Pfizer (dosis penuh/full dose), hasil imunogenisitas menunjukkan peningkatan antibodi IgG yang baik (dari 3350 menjadi 13.242). (TIA)