Monkeypox Meluas ke Eropa hingga Amerika, Kemenkes Imbau Sektor Kesehatan di Indonesia

IDXChannel - Untuk meminimalisir penyakit virus cacar monyet atau monkeypox, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melakukan pencegahan dini dengan mengimbau seluruh sektor kesehatan di Indonesia.
Hal itu tertuang dalam surat edaran Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit nomor HK.02.02/C/2752/2022 tentang Kewaspadaan Terhadap Penyakit monkeypox di Negara non Endemis.
Sehubungan dengan ini, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM, MARS mengatakan penyakit monkeypox bersifat ringan dengan gejala yang berlangsung 2 – 4 minggu. Namun bisa berkembang menjadi berat dan bahkan kematian (tingkat kematian 3 – 6 %).
"Penularan kepada manusia terjadi melalui kontak langsung dengan orang ataupun hewan yang terinfeksi, atau melalui benda yang terkontaminasi oleh virus tersebut,” kata Dr Maxi dalam website resmi Kemenkes, Minggu (29/5/2022)
Hingga saat ini, penyelidikan terus berlanjut untuk mengetahui penyebaran di negara-negara non-endemis. Negara non endemis yang telah melaporkan kasus berdasarkan, laporan WHO per tanggal 21 Mei 2022 meliputi Australia, Belgia, Kanada, Perancis, Jerman, Italia, Belanda, Portugal, Spanyol, Swedia, Inggris dan Amerika.
Sejumlah negara endemis monkeypox antara lain Benin, Kamerun, Republik Afrika Tengah, Republik Demokratik Kongo, Gabon, Ghana (hanya diidentifikasi pada hewan), Pantai Gading, Liberia, Nigeria, Republik Kongo, dan Sierra Leone. Di luar negara itu menjadi negara non endemis.
"Penyelidikan terus dilakukan untuk mengetahui pola penularan di negara-negara non endemis monkeypox,” jelas Dirjen Maxi.
Perlu diketahui, kemunculan monkeypox berawal sejak tanggal 13 Mei 2022, WHO telah menerima laporan kasus-kasus monkeypox. Berasal dari negara non endemis, dan saat ini meluas ke 3 regional WHO yaitu regional Eropa, Amerika dan Western Pacific.
(SAN)