IDXChannel – Mengoleksi saham dengan dividend yield yang potensial bisa menjadi sumber cuan bagi investor pemburu dividen di tahun Kelinci Air ini.
Kendati demikian, investor perlu berhati-hati di tengah kondisi pasar saham Tanah Air yang volatil.
Tercatat, sepanjang 2022 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami volatilitas ekstrim sejak kuartal pertama hingga terakhir.
Melansir Mirae Asset bertajuk “Trend Focus: Expecting Another Exciting Dividend Season in 2023” yang diterbitkan pada Selasa (17/1), di kuartal pertama 2022, investor dihantui oleh kenaikan suku bunga The Fed dalam mengendalikan tingginya laju inflasi yang turut berpengaruh ke kinerja IHSG.
Sedangkan, sejumlah faktor lainnya juga memengaruhi volatilitas IHSG sepanjang 2022, seperti kenaikan suku bunga The Fed yang agresif, kenaikan harga komoditas, hingga keluarnya dana investor asing di ekuitas Tanah Air yang menekan IHSG.
Di samping itu, di awal tahun 2023, pasar saham Indonesia masih sangat fluktuatif ditopang oleh berbagai sentimen mulai dari aksi lego saham investor asing dalam jumlah jumbo hingga rotasi ekuitas ke bursa China.
Adapun, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, hingga penutupan Kamis (19/1), investor asing telah mencatatkan jual bersih atau net sell hingga Rp3,77 triliun secara year to date (YTD).
Selain itu, kaburnya investor asing dari pasar saham dalam negeri juga terjadi seiring dibukanya perekonomian di China, sehingga ada indikasi rotasi pasar saham Tanah Air ke ekuitas negara tirai bambu tersebut.
Menurut riset Mirae Asset Sekuritas yang berjudul “Indonesia Strategy: Managing Equity Market’s Higher Volatility” yang dirilis pada Senin (16/1),munculnya alokasi dana terhadap ekuitas China menyebabkan penarikan dari sebagian dana yang semula dialokasikan untuk Indonesia.
Di samping itu, indeks China menawarkan valuasi yang menarik hingga pertumbuhan laba per saham (EPS) yang lebih baik dibandingkan dengan IHSG, sehingga terjadi arus keluar dari ekuitas Tanah Air.
Informasi saja, berdasarkan data Mirae Asset Sekuritas, valuasi IHSG dilihat dari price to earnings ratio (PER)-nya di tahun 2023 mencapai 13,8 kali. Sedangkan, valuasi indeks saham China lebih murah, yaitu hanya sebesar 10,3 kali.
Kendati demikian, Mirae Asset memperkirakan IHSG akan kembali pulih di pada akhir kuartal II-2023 ditopang sentimen positif dari masa kampanye hingga pelaksanaan pemilu mendatang yang berdampak terhadap perekonomian dalam negeri.
“Secara historis, pemilu cenderung meningkatkan pengeluaran untuk non-siklus konsumen,” kata Mirae Asset.
Berbeda dengan Mirae Asset, RHB Sekuritas berpandangan bahwa IHSG bakal pulih lebih lama karena adanya sentimen pelemahan rupiah hingga kekhawatiran resesi global yang berpotensi menyebabkan IHSG akan tetap fluktuatif sepanjang 2023.
Dalam risetnya yang bertajuk “Regional Equity Strategy: Turning The Corner” yang dirilis pada Selasa (17/1), RHB Sekuritas memproyekikan bahwa IHSG akan cenderung naik di semester II-2023 seiring pemulihan ekonomi makro.
Dengan mempertimbangkan sejumlah risiko di atas, berinvestasi ke saham dengan dividen yang tinggi bisa mendatangkan cuan di 2023 seiring dengan potensi dividen yang menarik secara historis di tahun sebelumnya.
Melansir riset Mirae Asset Sekuritas yang telah disebutkan sebelumnya, di tahun 2022 emiten-emiten membayarkan dividen lebih tinggi, dengan total sebesar Rp226 triliun atau naik hingga 57,9 persen secara year on year (yoy).
Selain itu, Mirae Asset mencatat, sekitar 40 persen perusahaan di bursa Tanah Air membayarkan dividennya pada 2022. Angka ini meningkat dibanding tahun 2021, yang hanya sebanyak 33 persen perusahaan.
Imbal hasil atau yield dari dividen juga naik menjadi 2,5 persen di 2022 dari 1,9 persen pada 2021. Walaupun memang, rata-rata dividend payout ratio(DPR) di tahun 2022 merosot menjadi 66,9 persen dibanding tahun sebelumnya.
Di samping itu, Mirae Asset menilai, sejumlah perusahaan juga mencatatkan pembayaran dividen yang lebih tinggi di tahun 2022.
“Menurut penilaian kami, perusahaan di indeks LQ45 membayarkan dividen lebih tinggi pada 2022 dibandingkan tahun sebelumnya,” tulis Mirae Asset.
Deretan Saham dengan Dividen Menarik
Secara historis, terdapat sejumlah emiten yang memiliki dividend yield hingga DPR yang menarik di tahun 2022.
Emiten tersebut di antaranya adalah PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), hingga PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF). (Lihat tabel di bawah ini.)
Melansir data Mirae Asset Sekuritas, PTBA memiliki dividend yield tertinggi di angka 16,80 persen pada tahun penuh atau full year 2022. Sementara, DPR dari PTBA mencapai 100 persen.
Menyusul PTBA, PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) juga memiliki dividend yield jumbo, yakni mencapai 16,50 persen sepanjang 2022. Sedangkan, DPR dari emiten batu bara ini mencapai 70 persen.