IDXChannel - Ford melaporkan terkait kinerja tiap bisnisnya kepada analis dan investor pada Kamis lalu, antara lain kinerja keuangan untuk 2021 dan 2022, sembari memberikan beberapa panduan dalam menghadapi 2023.
Margin Ford menunjukkan perusahaan menghabiskan sekitar USD7,4 miliar (Rp112 triliun) dalam bisnis Model e pada tahun 2022. Modal e sendiri memiliki fokus pada EV dan konektivitas.
Bisnis EV tersebut mendapat banyak perhatian. Pada 2022, Model e kehilangan sekitar USD2,1 miliar (Rp32 triliun) pada garis operasi laporan laba rugi setelah menjual sekitar 96.000 unit, yang menghasilkan penjualan sekitar USD5,3 miliar (Rp80 triliun). Margin laba operasi mencapai sekitar negatif 40%.
Hal itu adalah kerugian besar bagi perusahaan yang telah berjuang untuk meningkatkan pendapatannya dalam beberapa tahun. Analis Mike Ward mengatakan kerugian EV Ford tersebut lebih dari yang diperhitungkan.
Saham Ford turun sekitar 1%, menjadi USD11,34 (Rp171.983), sejak mengumumkan hasil untuk segmen baru pada Kamis, dan turun 33% selama 12 bulan terakhir, tertinggal dari S&P 14% turun.
Dengan segala pengeluarannya untuk EV, nyatanya Ford masih untung. Ini menghasilkan laba operasi USD10,4 miliar (Rp158 triliun) pada 2022 dan diperkirakan akan menghasilkan sekitar USD10 miliar (Rp152 triliun) pada 2023, termasuk sekitar USD13 miliar (Rp197 triliun) dari bisnis non-EV-nya.
Jika Ford dapat mempertahankan keuntungan dalam bisnis tradisionalnya, yang mencakup kredit dan unit komersial yang tidak terpengaruh oleh transisi EV, investor dapat melihat pendapatan operasional tahunan sebesar USD15 miliar (Rp227 triliun) hingga USD20 miliar (Rp303 triliun) pada akhir dekade ini. (TYO)
(Penulis: Anabela C Zahwa)