IDXChannel – Sektor semen diproyeksikan akan bertumbuh pada 2023 setelah mengalami gejolak karena naiknya harga komoditas batu bara sepanjang tahun ini.
Berdasarkan riset yang dirilis oleh Mirae Asset Sekuritas pada Kamis (1/12) bertajuk “Cement: Maintaining Bullish Sector Stance: Encouraging 23F Outlook Ahead” Kamis (1/12)”, industri semen akan mencatatkan pertumbuhan permintaan sedikit lebih baik di tahun 2023.
Adapun alokasi anggaran infrastruktur dalam APBN yang naik 7,8 persen pada tahun 2022 turut mendorong pertumbuhan permintaan batu bara di tahun mendatang.
Selain itu, sektor semen ke depannya juga akan diuntungkan oleh normalisasi harga batu bara global, dengan penurunan harga batu bara Newcastle sebesar 29 persen dari puncaknya di tahun ini yang akan menurunkan biaya bahan bakar dan energi dalam produksi semen.
Dengan demikian, Mirae Asset Sekuritas memberikan rating overweight pada industri ini dengan pertimbangan katalis positif dari penurunan harga batu bara dan pemulihan struktural industri semen dalam jangka panjang.
Namun begitu, terdapat berbagai risiko yang mengintai bangkitnya industri ini di tahun depan. Salah satunya yaitu ketidakpastian peraturan pemerintah mengenai pencabutan moratorium yang dapat berpotensi menyebabkan kelebihan pasokan dalam jangka waktu yang lama.
Selain itu, kenaikan biaya logistik dari kebijakan zero over dimension and over load (ODOL) yang akan dilaksanakan pada tahun 2023 juga dapat menghambat industri ini.
Adapun ketegangan geopolitik antara produsen komoditas utama dapat memperburuk situasi, terutama menyebabkan naiknya biaya bahan bakar hingga energi.
Sedangkan Mirae Asset juga memilih PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) sebagai pilihan utama karena portofolio perusahaan yang beragam dengan kapasitas produksi dan pangsa pasar terbesar di Indonesia.
“Kemampuan SMGR dalam mengamankan konsumsi batu bara 100 persen di tahun ini di harga Domestik Market Obligation (DMO) di tengah naiknya kenaikan harga komoditas juga menjadi pertimbangan kami,” tulis riset tersebut.
Informasi saja, posisi SMGR sebagai emiten semen BUMN menjadikan perusahaan lebih unggul dalam menikmati peluang dari proyek infrastruktur pemerintah, tercermin dari pangsa pasar SMGR dalam proyek strategis nasional yang mencapai 75 persen pada tahun 2021.
Di samping itu, rencana SMGR dalam mengakuisisi PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) dapat memperkuat posisi perusahaan di pasar Sumatera.
Senada dengan riset Mirae Asset Sekuritas, riset UOB KayHian bertajuk “Regional Morning Notes” yang dirilis pada Senin (5/12) menyebutkan, integrasi SMGR dan SMBR bisa memperkuat posisi SMGR.
Apalagi, SMBR memiliki pangsa sebesar 3 persen dalam penjualan semen dalam negeri dengan total kapasitas produksi 3,85 juta ton per tahun.
Pasca akuisisi, posisi SMGR di pasar semen akan diperkuat dengan bergabungnya SMBR yang akan menyumbang total pangsa penjualan semen nasional menjadi 52 persen.
SMGR juga akan menjadi pemimpin pasar di Sumatera Selatan ditopang pangsa pasar SMBR di provinsi tersebut yang mencapai 52 persen.
“Kami berharap akuisisi SMBR memiliki dampak positif bagi SMGR kedepannya,” tulis UOB KayHian.