IDXChannel - Kementerian Agama (Kemenag) tengah menyiapkan strategi untuk mengantisipasi mundurnya calon jamaah haji yang mendadak mundur imbas kenaikan biaya perjalanan ibadah haji (Bipih) 2023.
Seperti diketahui, Bipih 2023 diusulkan naik menjadi Rp98,89 juta per jamaah atau naik Rp514,88 ribu dibanding tahun lalu.
Dari jumlah tersebut, biaya yang perlu ditanggung jamaah mencapai 70 persen atau Rp69,19 juta per orang. Sementara 30 persen atau Rp29,7 juta sisanya dibayarkan dari nilai manfaat pengelolaan dana haji.
"Kami siapkan skenario. Kalau tahun lalu 0,017 paling rendah dalam sejarah mengenai yang batal berangkat, kuota tak termanfaatkan,"kata Hilman dalam Coffee Morning: Biaya Haji Naik? di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (24/1/2023).
Lebih lanjut dia mengatakan, selama ini Kemenag telah menerapkan sistem penggantian bagi jamaah yang gagal berangkat. Penggantian calhaj tersebut juga dilakukan sesuai urutan nomor porsi yang berada di dalam Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat).
"Jadi kalau ada yang mundur maka ada yang naik penggantinya. Kalau untuk kuota yang tidak termanfaatkan rata-rata adalah memutuskan mendadak batal karena sakit keras dan meninggal,"ujar dia.
Lebih lanjut, dia membenarkan jika calhaj sempat melakukan pembatalan haji. Namun hal itu dikarenakan beberapa faktor mulai dari batasan usia, antrian hingga ingin berangkat bersama mahramnya.
"Jadi bahkan kami melihat sebelumnya ada yang membatalkan karena alasan keuangan tidak banyak, yang banyak adalah masalah kebijakan untuk penyatuan mahrom, istri tidak berangkat suaminya berangkat tahun ini , "ah saya mundur saja" banyak yang dilakukan oleh jamaah,"tuturnya.
Negara Arab dengan Biaya Haji Tertinggi
Bahkan Kemenag, kata Hilman juga telah memberikan waktu kepada jamaah untuk melunasi biaya haji. Hal tersebut lanjutnya telah diatur dalam undang-undang.