7 Risiko Investasi Deposito yang Harus Diketahui Sebelum Buka Rekening
Salah satu risiko investasi deposito adalah likuiditas yang kurang fleksibel. Nasabah tidak dapat mencairkan depositonya sebelum jatuh tempo tiba.
IDXChannel—Apa saja risiko investasi di deposito? Deposito adalah salah satu instrumen investasi yang dianggap menguntungkan, aman, dan cocok untuk investor dengan profil risiko konservatif.
Deposito adalah produk simpanan perbankan yang menawarkan bunga lebih tinggi dari rata-rata bunga tabungan. Berbeda dengan produk tabungan yang saldonya dapat ditarik kapan saja, saldo deposito tidak dapat ditarik sebelum masa jatuh temponya tiba.
Nasabah yang membuka rekening deposito harus menyetorkan dana awal dalam jumlah tertentu, sekaligus atau dengan setoran bulanan dalam nominal yang sama, lalu menyimpannya di bank dalam kurun waktu tertentu.
Perbankan umumnya menawarkan masa simpan deposito mulai dari tiga bulan, enam bulan, 12 bulan, dan 24 bulan. Namun demikian, ada beberapa perbankan yang menawarkan masa simpan paling minimal tujuh hari, satu minggu, dan satu bulan.
Semakin lama nasabah menyimpan deposito, semakin besar bunga yang akan didapatkannya. Besaran bunga yang dibayarkan pun bergantung pada nominal deposito yang disimpannya.
Meskipun keuntungannya tidak sebesar investasi saham, deposito masih dianggap sebagai instrumen investasi yang aman dan menguntungkan, terlebih bagi investor yang memerlukan investasi pasif untuk memarkir uang tunainya.
Keuntungan lainnya adalah suku bunga yang kompetitif, dan rata-rata bunganya lebih besar dibanding bunga tabungan. Oleh sebab itu, deposito dijadikan alternatif untuk diversifikasi portofolio investasi.
Nah, apa saja risiko investasi deposito yang perlu diketahui investor? Melansir Bank Mega (3/9), berikut ini adalah risiko investasi deposito yang patut diketahui sebelum membuka rekening:
1. Likuiditas Kurang Fleksibel
Dari segi pencairannya, deposito hanya dapat dicairkan oleh bank ketika tiba jatuh temponya. Sehingga, nasabah tidak dapat menarik saldo depositonya ketika sedang membutuhkan dana cepat.
Meskipun tersedia opsi penarikan tunai dari deposito, biasanya ada biaya penalti yang harus dibayarkan oleh nasabah. Pencairan deposito tidak sefleksibel investasi saham dan logam mulia yang dapat dijual relatif cepat.
2. Return Tetap
Return yang diperoleh dari investasi deposito adalah bunga yang dibayarkan oleh bank. Namun sayangnya bunga ini bersifat tetap, besaran bunga yang diterima nasabah pada masa pencairan adalah besaran bunga yang sama ketika nasabah membuka rekening.
Berbeda dengan investasi saham dan logam mulia, yang imbal hasilnya berpotensi tumbuh lewat kenaikan harga (capital gain) seiring waktu berjalan. Investasi saham bahkan menawarkan dividen setahun sekali.
3. Investasi Pasif
Seperti yang diulas di atas, investasi deposito bersifat pasif. Nasabah tidak menentukan ke mana uang deposito itu akan diinvestasikan, dan hanya menerima bunga pada jatuh tempo tanpa upaya apa pun.
Bagi investor yang mengharapkan pertumbuhan investasi yang agresif, sifat pasif pada deposito bisa menjadi suatu kekurangan. Namun bagi investor yang memerlukan tempat pasif untuk memarkir aset, deposito justru menjadi alternatif terbaik.
4. Keuntungan Kurang Optimal
Besaran keuntungan bunga deposito ditentukan oleh besaran suku bunga yang ditawarkan bank dan besaran nominal dana yang disetorkan kepada bank. Bunga deposito memang lebih tinggi dari bunga tabungan, tetapi tidak lebih tinggi dari persentase return investasi saham dan logam mulia.
5. Risiko Kegagalan Bank
Deposito juga berisiko jika bank sewaktu-waktu gagal menjalankan bisnisnya. Meskipun jarang, jika likuidasi sampai terjadi nasabah mungkin akan sulit mendapatkan kembali uang depositonya.
Namun demikian, umumnya bank yang menawarkan deposito telah bekerja sama dengan LPS. Sehingga ketika terjadi risiko pada bank, LPS dapat mengganti sejumlah uang nasabah sesuai persentase yang telah ditentukan.
6. Risiko Inflasi
Inflasi terjadi ketika harga kebutuhan meningkat. Jika tingkat inflasi lebih tinggi dari persentase bunga deposito, maka nilai uang yang Anda miliki pun menurun. Sebab keuntungan yang Anda dapatkan tidak sebanding dengan tingkat kenaikan harga.
7. Perubahan Kebijakan Pemerintah
Industri perbankan diatur oleh pemerintah, termasuk acuan bunga simpanan dan besaran pajak yang dibebankan kepada investor. Dalam hal ini, jika sewaktu-waktu pemerintah membuat kebijakan yang kurang berpihak pada pasar, investor lah yang akan terkena imbasnya.
Itulah beberapa risiko investasi deposito yang patut diketahui sebelum membuka rekening deposito di bank.
(Nadya Kurnia)