Bangun Asa di Tengah Pandemi, Ini Misi BRI Liga 1 Dampingi UMKM
Sejumlah misi pemulihan dari PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) , termasuk sektor UMKM yang terlibat di industri olahraga sepak bola.
IDXChannel - Kompetisi kasta tertinggi sepak bola BRI Liga 1 yang dihelat sejak Juni 2021 memboyong sejumlah misi pemulihan dari PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) , termasuk sektor UMKM yang terlibat di industri olahraga sepak bola.
Survei LPEM FEB Universitas Indonesia (UI) pada pertengahan 2020 menyebutkan, kerugian ekonomi yang tercipta akibat terhentinya kegiatan sepak bola diperkirakan mencapai Rp2,7-Rp3 triliun. Setidaknya, ada 24.000 orang yang terlibat langsung di dalam industri sepak bola.
Tentu, hal ini berpengaruh besar terhadap ekonomi tanah air. Terlebih lagi pada 2022 menjadi momentum pemulihan ekonomi sejak dihantam pandemi Covid19. "Melihat efek langsung ini, BRI merasa perlu mendukung ekonomi nasional," ujar Direktur Utama BRI Sunarso dalam konferensi pers Agustus 2021.
Sementara itu, diamati tren sejak digelarnya BRI Liga 1, setidaknya, pelaku usaha yang berkaitan langsung dengan industri sepak bola seperti penjual bola, sepatu, jersey hingga pernak pernik khas klub mengalami kenaikan penjualan setelah sebelumnya anjlok hingga 90%.
Misalnya, penjualan Arema FC Official Store yang melonjak 90%, demikian pula Persebaya Official Store yang penjualannya naik 10-20%. Omzet Bali United Cafe juga tercatat meroket Rp 8-10 juta per hari. Hadirnya kompetisi ini membantu usaha mereka kembali bangkit.
"Harapannya kompetisi terus berlanjut. Saya berharap semuanya lancar aman dan nyaman hingga kompetisi selesai sesuai jadwal," ujar Manager Store Arema FC, Tjiptadi Purnomo.
Tak hanya dari sisi pendapatan, bergulirnya pertandingan sepak bola juga menyerap tenaga kerja langsung di lokasi gelaran Liga 1, mulai dari tim internal hingga eksternal pertandingan seperti petugas keamanan dan kebersihan. Belum lagi bagi pengusaha katering, layanan transportasi hingga perhotelan.
BRI Liga 1 menjadi bukti nyata kontribusi BRI bagi ekonomi nasional. Tak hanya di ajang ini, sejak awal pandemi, BRI juga telah menunjukkan loyalitasnya mendampingi UMKM.
"Dari awal pandemi, saya katakan kalau mau selamatkan ekonomi, selamatkan UMKM. Karena itu menjadi fokus dari BRI," ujar Sunarso dalam BRI Microfinance Outlook beberapa waktu lalu.
Oleh karenanya, restrukturisasi UMKM gencar dilakukan, dari nilai Rp 245,22 triliun pada awal pandemi, menjadi Rp 156,93 triliun hingga akhir Desember 2021. Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) selama 2021 juga telah mencapai Rp 194,9 triliun kepada 6,5 juta nasabah, dan akan terus bertambah pada tahun-tahun ke depan. (FHM)