Bank BTPN Mau Ganti Nama Jadi Bank SMBC Indonesia
Bank BTPN bersiap untuk berganti nama menjadi Bank SMBC sebagai bagian dari upaya perseroan untuk rebranding.
IDXChannel - PT Bank BTPN Tbk (BTPN) bersiap untuk berganti nama menjadi PT Bank SMBC Indonesia Tbk sebagai bagian dari upaya perseroan memperbaharui merek (rebranding).
Corporate Secretary BTPN Eneng Yulie Andriani mengatakan, perubahan nama dan logo dilakukan untuk merespons dinamika pasar sekaligus portofolio yang semakin berkembang. Selain itu, sinergi antar ins
"Sehubungan dengan project ini, perseroan berencana untuk mengubah nama serta logo perseroan," katanya, Jumat (9/8/2024).
Keputusan perubahan nama dan logo itu ditetapkan saat rapat Dewan Direksi pada 11 Juni 2024 yang kemudian disetujui Dewan Komisaris dalam rapat yang digelar pada 24 Juli soal rencana Transformasi Branding.
Eneng menambahkan, rencana perubahan nama BTPN membutuhkan persetujuan para pemegang saham. Oleh karena itu, perseroan akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 29 Agustus 2024 sebagai salah satu syarat sebelum disampaikan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Selain mengubah nama, RUSPLB juga akan meminta persetujuan pengangkatan Marita Alisjahbana sebagai Komisaris Independen BTPN. Marita merupakan mantan bankir senior yang memiliki pengalaman pengelolaan risiko, termasuk membidani restrukturisasi perusahaan.
"Wawasan dan pengetahuan beliau diperlukan oleh perseroan dalam memperkuat pengawasan di bidang manajemen risiko," kata Eneng.
Sebagai informasi, BTPN saat ini dimiliki Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC). Bank raksasa asal Jepang itu menggenggam 91,05 persen saham BTPN sementara 8,94 persen sisanya dimiliki masyarakat.
Pada Maret 2024, BTPN menggelar Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) atau rights issue di mana SMBC selaku pemegang saham pengendali sekaligus pembeli siaga (standby buyer) menyerap 2,56 miliar saham di harga Rp2.600.
Sebelum rights issue, kepemilikan saham SMBC di BTPN sebesar 88,52 persen, sehingga kepemilikannya setelah aksi korporasi tersebut semakin menebal dengan porsi 91,05 persen.
(Rahmat Fiansyah)