Bank Ina (BINA) Resmi Jadi Bank Penyimpan Dana Margin
Saat ini BINA telah resmi menjadi Bank Penyimpan Dana Margin (BPDM).
IDXChannel - PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA) saat ini BINA telah resmi menjadi Bank Penyimpan Dana Margin (BPDM).
"Hal ini memungkinkan Bank INA untuk memberikan layanan penyimpanan dana margin dan dana jaminan kepada Nasabah dalam transaksi PBK dengan lebih aman, nyaman, dan sesuai dengan regulasi yang berlaku," kata Direktur Utama Bank INA Henry Koenaifi Jumat (8/11/2024).
Untuk itu, perseroan menggandeng PT Kliring Berjangka Indonesia (PT KBI) dalam upaya mendorong peningkatan transaksi Perdagangan Berjangka Komoditi (PBK) di Indonesia melalui penyimpanan jasa margin.
Menurutnya, terjalinnya kerja sama dengan Bank INA diharapkan akan semakin memperkuat posisi PT KBI dalam membangun integrasi pasar komoditi, menjaga integritas dan meningkatkan kenyamanan nasabah dalam bertransaksi.
"Dengan adanya kemitraan ini, kami berharap dapat memberikan layanan yang lebih komprehensif dan sesuai kebutuhan pasar kepada nasabah," katanya.
Direktur Utama PT Kliring Berjangka Indonesia Budi Susanto menuturkan, dengan adanya kerja sama ini, ekosistem perdagangan komoditi berjangka menjadi lengkap dan tentunya akan memberikan lebih banyak opsi layanan transaksi bagi masyarakat.
"Bagian kami sebagai lembaga kliring akan memastikan bahwa transaksi tersebut telah berjalan sesuai dengan regulasi yang ada," tuturnya.
Perseroan juga telah mencatatkan laba sebesar Rp110,23 miliar hingga akhir September 2024. Berdasarkan laporan keuangan yang diterbitkan, pendapatan (beban) bunga bersih Bank Ina pada periode ini tercatat sebesar Rp564,9 miliar, sedikit menyusut dari Rp567,28 miliar pada tahun sebelumnya.
Pendapatan bunga meningkat menjadi Rp2,29 triliun dibandingkan Rp1,9 triliun periode yang sama tahun lalu. Beban bunga juga mengalami kenaikan menjadi Rp1,7 triliun.
Di sisi rasio keuangan, perseroan mencatat NPL gross sebesar 4,46 persen per September 2024. Sedangkan NPL net sebesar 3,00 persen. Adapun Return on Asset (ROA) mencapai 0,77 persen dengan Return on Equity (ROE) sebesar persen.
Net Interest Margin (NIM) mencapai 3,30 persen dan Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) sebesar 89,71 persen.
(kunthi fahmar sandy)