BANKING

Bank Investasi Kenamaan Goldman Sachs Berencana PHK, Ada Apa?

Maulina Ulfa - Riset 09/01/2023 12:33 WIB

Pendapatan bank investasi utama global menyusut secara signifikan pada tahun 2022

Bank Investasi Kenamaan Goldman Sachs Berencana PHK, Ada Apa? (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Bank investasi kenamaan berbasis Amerika Serikat (AS), Goldman Sachs Group dikabarkan akan mulai memangkas ribuan pekerjaan di seluruh perusahaan mulai Rabu (11/01/2023).

Berdasarkan dua sumber yang mengetahui kebijakan tersebut, dikutip Reuters, pemutusan hubungan kerja (PHK) dilakukan dengan alasan karena bersiap menghadapi lingkungan ekonomi yang sulit.

PHK ini disebut akan menyasar lebih dari 3.000 pekerja. Menurut Reuters, sumbernya belum bisa disebutkan karena informasi ini belum dibuka ke publik. Sementara dihubungi oleh pihak Reuters, Goldman Sachs (NYSE:GS) menolak untuk berkomentar.

Sebelumnya, Bloomberg melaporkan pada hari Minggu (8/01) bahwa Goldman Sachs akan menghilangkan sekitar 3.200 posisi. Goldman Sachs memiliki 49.100 karyawan pada akhir kuartal ketiga tahun lalu, setelah menambah jumlah staf yang signifikan selama pandemi masa Covid-19.

PHK ini dikabarkan akan berdampak pada sebagian besar divisi utama bank, termasuk divisi perbankan investasi Goldman Sachs, mengutip salah satu sumber. Bank investasi ini mengalami penurunan besar dalam kesepakatan korporasi sebagai akibat dari volatilitas pasar keuangan global.

Ratusan pekerja juga kemungkinan akan dipangkas dari lini bisnis konsumen Goldman Sachs yang merugi setelah mengurangi rencana untuk unit direct-to-consumer Marcus, kata sumber tersebut.

Sebagai informasi, menurut Dealogic Data, pendapatan Goldman Sachs sebagai perbankan investasi melorot hampir setengahnya pada tahun 2022 sebesar USD77 miliar yang bersumber secara global. Angka ini turun dari tahun sebelumnya sebesar USD132,3 miliar.

Nilai total dari hasil merger dan akuisisi secara global juga dilaporkan telah merosot 37% menjadi USD3,66 triliun pada 20 Desember lalu, setelah sebeelumnya sempat mencapai rekor tertinggi sepanjang masa sebesar USD5,9 triliun pada 2019.

Bank investasi ini telah mengeksekusi transaksi equity capital markets (ECM) senilai USD517 miliar pada akhir Desember 2022, level terendah sejak awal 2000-an dan penurunan sebesar 66%.

Nasib Bank Investasi Sepanjang 2022

Perbankan investasi adalah jenis perbankan yang menyelenggarakan transaksi keuangan yang besar dan kompleks seperti merger atau penjaminan penawaran saham perdana (IPO).

Bank-bank ini dapat mengumpulkan uang untuk perusahaan dengan berbagai cara, termasuk menjamin penerbitan sekuritas baru untuk perusahaan, pemerintah kota, atau lembaga lainnya.

Tah hanya mengelola IPO perusahaan, bank investasi juga memberikan saran dalam merger, akuisisi, dan reorganisasi.

Intinya, bankir investasi adalah ahli yang mengetahui denyut nadi iklim investasi saat ini. Mereka membantu klien mereka menavigasi dunia keuangan tinggi yang kompleks.

Sebagai industri, kategori bank investasi dibagi ke dalam tiga layer di antaranya Bulge Bracket (upper tier), Middle Market (mid-level businesses), dan boutique market (specialized businesses).

Selain Goldman Sachs, beberapa bank investasi terkemuka di antaranya seperti JPMorgan Chase, Morgan Stanley, Citigroup, Credit Suisse, Barclays, BNP Paribas, Nomura dan masih banyak lagi.

Di Indonesia, nama-nama bank investasi yang terkemuka seperti Samuel Sekuritas, Bahana Sekuritas, Mandiri Sekuritas, BNI Sekuritas, dan masih banyak lagi.

Bank investasi ini biasanya menghasilkan keuntungan dari komisi yang diterima dari jasa mereka.

JPMorgan menduduki peringkat pertama bank investasi terkemuka secara global per Desember 2022, dalam hal pangsa pasar pendapatan.

Selama itu, pendapatan JPMorgan menyumbang 8% dari pendapatan perbankan investasi global. Goldman Sachs mengikuti, dengan pangsa pasar 7,8%. (Lihat grafik di bawah ini.)

Di AS, hukum yang mengatur bank investasi disahkan dalam The Glass-Steagall Act pada 1933 setelah jatuhnya pasar saham di tahun 1929 menyebabkan kegagalan bank besar-besaran.

Tujuan undang-undang tersebut adalah untuk memisahkan kegiatan perbankan komersial dan investasi. Pencampuran aktivitas perbankan komersial dan investasi dianggap sangat berisiko dan mungkin memperburuk kehancuran 1929.

Ini karena, ketika pasar saham ambruk, investor bergegas menarik uang mereka dari bank untuk memenuhi margin call dan untuk tujuan lain, tetapi beberapa bank tidak dapat memenuhi permintaan ini karena mereka juga telah menginvestasikan uang klien mereka di pasar saham.

Mengutip MarketWatch, jika melihat performa bank investasi sepanjang 2022 lalu, JPMorgan dan Goldman Sachs masih menjadi pemain utama di perbankan investasi. Namun bisnis mereka menyusut secara signifikan pada tahun 2022.

Adapun JPMorgan Chase mencatatkan penurunan pendapatan menjadi USD4,55 miliar per 14 September 2022, turun dari USD8,52 miliar pada tahun 2021 pada periode yang sama. Sementara, Goldman Sachs mencatatkan pendapatan USD4,2 miliar, turun dari perolehan tahun sebelumnya sebesar USD8,1 miliar.

Kabar PHK di sektor bank investasi sebenarnya bukan menjadi barang baru sejak tahun lalu. Sebelumnya, pesaing Goldman Sachs, JP Morgan juga memangkas karyawannya pada pertengahan 2022 lalu.

Angin resesi yang sejak 2022 dihembuskan akan terjadi pada tahun ini sepertinya sudah mulai tercium dari kebijakan PHK berbagai bank investasi ini. Sektor keuangan, terutama investasi berisiko tinggi, kemungkinan akan semakin mengencangkan ikat pinggang di tahun ini. (ADF)

SHARE