BANKING

Bank of England Naikkan Suku Bunga Inggris jadi 4,25 Persen

Kunthi Fahmar Sandy 25/03/2023 07:25 WIB

Bank of England (BOE) telah menaikkan suku bunga sebesar seperempat poin persentase menjadi 4,25%.

Bank of England Naikkan Suku Bunga Inggris jadi 4,25 Persen (FOTO:MNC Media)

IDXChannel - Bank of England (BOE) telah menaikkan suku bunga sebesar seperempat poin persentase menjadi 4,25%.

Hal tersebut sebagai upaya dalam tingginya angka inflasi di negara Inggris sehingga perekonomian Inggris bisa bertahan lebih baik daripada yang dikhawatirkan.

Dalam dua minggu terakhir yang penuh dengan kegelisahan di pasar keuangan global, komite kebijakan moneter Bank of England (MPC) memilih dengan suara mayoritas tujuh banding dua untuk menaikkan suku bunga dasar untuk ke-11 kalinya secara berturut-turut.

Hal tersebut terjadi setelah lonjakan tak terduga pada tingkat inflasi Inggris di bulan Februari menjadi 10,4%, dari 10,1% di bulan Januari dengan target resmi untuk inflasi dari Bank of England adalah 2%.

Pound menguat terhadap dollar karena pasar keuangan bergerak untuk mengantisipasi kenaikan seperempat poin lagi pada pertemuan MPC berikutnya di bulan Mei. Namun, para ekonom mengatakan bahwa kenaikan suku bunga ke-12 dan terakhir menjadi 4,5% masih belum pasti di tengah perkiraan inflasi akan turun tajam dalam beberapa bulan ke depan.

Suku bunga saat ini telah naik hingga 4,15 poin persentase sejak Desember 2021. Threadneedle Street tetap membuka opsi kenaikan suku bunga lebih lanjut, tetapi hanya akan mengambil tindakan jika ada perkiraan tekanan terus-menerus dari inflasi.

“Ada tanda-tanda bahwa spiral harga telah mencapai puncaknya, tetapi tentu saja ini masih terlalu tinggi. Kami pikir ini akan turun tajam, benar-benar dari awal musim panas dan seterusnya. Namun, kami belum melihat hal itu terjadi,” ungkap Andrew Bailey, gubernur Bank of England, melalui laman The Guardian, Jumat (24/3/2023).

Bank of England (BOE) tidak lagi memperkirakan resesi teknikal yang di mana ekonomi menyusut selama dua kuartal berturut-turut. Mereka mengatakan bahwa produk Domestik Bruto (PDB) Inggris saat ini mungkin berada di jalur yang tepat untuk tumbuh sedikit di kuartal kedua tahun ini, setelah perkiraan sebelumnya yang memperkirakan penurunan aktivitas sebesar 0,4%.

"Pada awal Februari, kami benar-benar berada di ujung tanduk mengenai apakah akan terjadi resesi. Tentu saja, kami mengira ekonomi akan cukup stagnan. Ini bukan berarti tidak akan terjadi, mari kita perjelas. Namun saya sedikit lebih optimis," ungkap Bailey.

Bank-bank sentral di kedua sisi Atlantik telah mendorong kenaikan suku bunga, meskipun ada kekhawatiran akan runtuhnya Silicon Valley Bank dan penyelamatan Credit Suisse oleh pemerintah Swiss dan pemberi pinjaman saingannya, UBS. Sementara itu, Federal Reserve AS menaikkan suku bunga acuan pada hari Rabu sebesar seperempat poin persentase ke kisaran 4,75%-5%.

Para ekonom mengatakan bahwa gejolak dalam sistem perbankan global berpotensi untuk semakin membebani perekonomian Inggris dan mengurangi kebutuhan akan kenaikan suku bunga lebih lanjut pada saat inflasi utama diperkirakan akan turun tajam.

Dua orang anggota eksternal MPC, Silvana Tenreyro dan Swati Dhingra, menyuarakan pendapat untuk menentang kenaikan suku bunga dengan mengatakan bahwa biaya pinjaman yang lebih tinggi membebani perekonomian dengan cara yang dapat memajukan titik di mana penurunan suku bunga diperlukan.

“Kenaikan suku bunga merupakan kesalahan besar yang dapat menyebabkan resesi,” ungkap David Blanchflower, mantan anggota MPC.

Bank mengatakan langkah-langkah yang diambil oleh kanselir, Jeremy Hunt, dalam anggaran musim semi minggu lalu dapat membantu menumbuhkan ekonomi sekitar 0,3% selama beberapa tahun mendatang dengan membatasi inflasi jangka pendek.

Perpanjangan batas harga energi pemerintah sebesar £2.500 atau USD3.069 untuk tagihan rumah tangga yang diperkirakan akan menurunkan inflasi sekitar satu poin persentase. Sementara itu, untuk pembekuan bea bahan bakar akan memberikan kontribusi sepertiga poin persentase lebih lanjut dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya.

Para ekonom mengatakan bahwa kenaikan suku bunga lebih lanjut dari Bank Sentral Inggris di bulan Mei belum pasti karena hal ini berpotensi untuk menahan kenaikan biaya pinjaman untuk ke-12 kalinya apabila inflasi turun seperti yang diharapkan.

(Penulis Fidya Damayanti magang)

(SAN)

SHARE