Bank Permata (BNLI) Raih Laba Rp3,6 Triliun di 2024, Naik 38 Persen
PT Bank Permata Tbk (BNLI) membukukan laba bersih sebesar Rp3,6 triliun pada 2024
IDXChannel - PT Bank Permata Tbk (BNLI) membukukan laba bersih sebesar Rp3,6 triliun pada 2024. Laba ini tumbuh 38 persen dari Rp2,6 triliun pada Desember 2023.
Direktur Utama Bank Permata, Meliza M. Rusli mengatakan, pencapaian positif ini merupakan hasil dari strategi penguatan fundamental bisnis, inovasi digital, serta peningkatan efisiensi operasional.
“Sebagai bank lokal dengan visi regional dan jaringan global, kami ingin terus memperkuat peran bank dalam mendukung pertumbuhan ekonomi, serta memberikan nilai tambah bagi nasabah dan pemangku kepentingan,” ujar Meliza dalam Public Expose di Jakarta, Jumat (7/3/2025).
Sepanjang 2024, Bank Permata mencatat pertumbuhan Pendapatan Operasional sebelum Provisi (PPOP) sebesar 4 persen didukung oleh kualitas kredit yang semakin membaik.
Perseroan juga secara disiplin menerapkan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaan risiko kredit, yang tercermin dari peningkatan kualitas aset.
Penyaluran Kredit Capai Rp155 Triliun
Penyaluran kredit perseroan tumbuh 9 persen secara tahunan (YoY) menjadi Rp155 triliun, dengan segmen korporasi naik 12 persen YoY menjadi Rp89 triliun.
Segmen komersial dan konsumer masing-masing tumbuh sebesar 6 persen dan 4 perden YoY. Peningkatan ini diiringi dengan perbaikan rasio kredit bermasalah, di mana Gross NPL turun ke 2,1 persen dari sebelumnya 2,9 persen, sementara Loan at Risk (LAR) turun ke 7,9 persen dari 8,7 persen pada periode sebelumnya.
Dari sisi likuiditas, optimalisasi neraca dan efisiensi bisnis terlihat dari Rasio Loan to Deposit (LDR) yang meningkat menjadi 83 persen, dibandingkan 75 persen pada 2023.
Total aset tumbuh 0,6 persen menjadi Rp259 triliun, sementara total simpanan nasabah mencapai Rp185 triliun dengan rasio CASA di 55 persen.
BNLI terus meningkatkan efisiensi operasional, yang tercermin dari Rasio Cost to Income (CIR) yang turun menjadi 50 persen dari 52 persen pada tahun sebelumnya. Penurunan ini didorong oleh pengelolaan biaya yang disiplin serta adopsi digitalisasi dalam operasional perbankan.
Bank Permata memiliki salah satu rasio permodalan terkuat di antara bank komersial terbesar di Indonesia, dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 35 persen dan Common Equity Tier 1 (CET-1) sebesar 26 persen pada akhir 2024.
Dengan pondasi permodalan yang kuat ini, Bank Permata optimistis dapat terus memperkuat strategi pertumbuhannya di tahun-tahun mendatang.
Melalui sinergi dengan Bangkok Bank, perseroan berkomitmen untuk terus memberdayakan nasabah, memperkuat kemitraan, serta menciptakan dampak positif bagi perekonomian domestik maupun internasional.
(Fiki Ariyanti)