BANKING

Bank Sentral Jepang Beri Sinyal Kenaikan Suku Bunga Lanjutan, Inflasi Dekati Target

Kurnia Nadya 25/12/2025 15:28 WIB

Kenaikan suku bunga ini jadi langkah penting bagi Jepang untuk mengakhiri kebijakan stimulus moneter besar-besaran.

Bank Sentral Jepang Beri Sinyal Kenaikan Suku Bunga Lanjutan, Inflasi Dekati Target. (Foto: Istimewa)

IDXChannel—Gubernur Bank Sentral Jepang (Bank of Japan/BOJ) Kazuo Ueda menyatakan inflasi inti Jepang terus meningkat secara bertahap, semakin mendekati target 2 persen, sekaligus mengisyaratkan ruang untuk kenaikan suku bunga lanjutan.

Dilansir dari CNA, Kamis (25/12/2025), Ueda menegaskan BOJ siap untuk terus menyesuaikan kebijakan moneternya seiring perbaikan kondisi ekonomi dan harga. 

“Mengingat suku bunga riil masih di level yang sangat rendah, BOJ akan terus menaikkan suku bunga sesuai perbaikan ekonomi dan harga, jika skenario dasar kami terwujud,” ujar Ueda dalam pidatonya di hadapan kelompok lobi bisnis Jepang, Keidanren, Kamis.

Hal ini disampaikan setelah BOJ menaikkan suku bunga ke level tertinggi dalam 30 tahun terakhir, yakni 0,75 persen, pada pekan lalu. 

Langkah ini menjadi bagian penting dari upaya bank sentral Jepang untuk mengakhiri kebijakan stimulus moneter besar-besaran dan era biaya pinjaman murah yang telah berlangsung selama beberapa dekade.

Menurut Ueda, keputusan menaikkan suku bunga ini mencerminkan keyakinan BOJ bahwa risiko terhadap perekonomian Jepang, termasuk dari kebijakan tarif Amerika Serikat, telah berkurang. 

Dia juga menilai kondisi tersebut akan mendorong perusahaan untuk terus menaikkan upah pada tahun mendatang. Selama tidak terjadi guncangan negatif besar terhadap perekonomian, kata Ueda, pasar tenaga kerja Jepang diperkirakan tetap ketat. 

Kondisi ini akan memberikan tekanan ke atas pada upah, terutama akibat faktor struktural seperti menyusutnya populasi usia kerja.

Ueda juga menyoroti bahwa perusahaan-perusahaan di Jepang mulai meneruskan kenaikan biaya tenaga kerja dan bahan baku, tidak hanya pada sektor makanan tetapi juga barang dan jasa lainnya. 

Hal ini menunjukkan bagaimana mekanisme kenaikan upah dan inflasi saling menguatkan mulai terbentuk.  

“Inflasi inti Jepang secara keseluruhan mengikuti tren kenaikan moderat, di tengah pasar tenaga kerja yang semakin ketat, perilaku penetapan upah dan harga perusahaan telah berubah secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir,” kata Ueda. 

Ia menambahkan bahwa pencapaian target inflasi 2 persen yang disertai kenaikan upah kini semakin mendekat.

Meski demikian, pelaku pasar masih mencermati arah kebijakan BOJ ke depan. Sebelumnya, pernyataan Ueda dalam konferensi pers pasca-rapat kebijakan pekan lalu dinilai relatif dovish dan sempat memicu pelemahan nilai tukar yen.

Pelemahan yen menjadi perhatian regulator karena dapat meningkatkan biaya impor dan menekan daya beli masyarakat dari inflasi yang lebih luas. 

Para analis memperkirakan BOJ akan menahan suku bunga pada pertemuan kebijakan berikutnya pada 22–23 Januari, meskipun pembaruan proyeksi pertumbuhan dan inflasi triwulanan berpotensi memberikan sinyal arah kebijakan selanjutnya.


(Nasywa Salsabila)

SHARE