BANKING

BBRI Jadi BUMN dengan Setoran Dividen Terbesar ke Negara hingga Rp91 Triliun

Rahmat Fiansyah 18/09/2024 17:12 WIB

Bank BRI menjadi BUMN dengan setoran dividen terbesar ke kas negara dalam sepuluh tahun terakhir pemerintahan Jokowi.

Bank BRI menjadi BUMN dengan setoran dividen terbesar ke kas negara dalam sepuluh tahun terakhir pemerintahan Jokowi. (Foto: Dok. BRI)

IDXChannel - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) menunjukkan komitmen sebagai perusahaan BUMN yang sukses menciptakan economic value sekaligus men-deliver social value secara bersamaan kepada seluruh stakeholders, termasuk kepada negara.

Selama sepuluh tahun pemerintahan Presiden Jokowi, BBRI menjadi BUMN dengan setoran dividen terbesar ke kas negara di antara perusahaan BUMN lainnya. Berdasarkan laporan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) selama 2014-2023, BBRI menjadi emiten dengan setoran dividen paling jumbo yakni Rp90,79 triliun.

Setoran dividen BBRI ke kas negara selama periode 2014-2023 berkisar di rentang Rp3,6 triliun hingga Rp23,23 triliun setiap tahunnya. Rinciannya 2014: Rp3,60 triliun, 2015: Rp4,13 triliun, 2016: Rp4,36 triliun, 2017: Rp6,00 triliun, 2018: Rp7,47 triliun, 2019: Rp9,52 triliun, 2020: Rp11,77 triliun, 2021: Rp6,92 triliun, 2022: Rp14,04 triliun, dan 2023: Rp23,23 triliun.

Direktur Utama BBRI Sunarso mengatakan, pembagian dividen ini merupakan bentuk komitmen BBRI dalam meng-create economic value untuk para shareholders. Melalui strategi dan inisiatif yang didukung pengelolaan modal yang baik, dia optimistis BBRI akan terus meng-create value dan memberikan return yang optimal kepada pemegang saham.

“Ini adalah bukti nyata bahwa BUMN yang memiliki fungsi agent of development dan value creator dapat menjalankan peran economic dan social value secara simultan. Melalui pembayaran pajak dan dividen, laba tersebut akan kembali ke negara sebagai pemegang saham mayoritas. Selanjutnya, laba ini digunakan untuk kepentingan rakyat Indonesia melalui berbagai program pemerintah,” ujar Sunarso lewat keterangan resmi, Rabu (18/9/2024).

Sunarso menegaskan BRI akan tetap membagikan dividen dengan menjaga dividend payout ratio yang optimal. Pasalnya, kata dia, kondisi permodalan perseroan masih sangat kuat. 

“BRI memiliki tambahan modal Rp41 triliun yang berasal dari rights issue pembentukan Holding Ultra Mikro (UMi) bersama PT Permodalan Nasional Madani (PNM) dan PT Pegadaian. Selain itu, rasio kecukupan modal BRI masih sangat kuat, dimana CAR (Capital Adequacy Ratio) BRI tercatat sebesar 25,1 persen pada akhir triwulan-II 2024,” ujarnya.

Menurut Sunarso, dengan permodalan yang kuat, BBRI tidak perlu untuk menahan laba dan dapat membagikannya sebagai dividen. “Saya sebagai CEO yakin bahwa sampai lima tahun ke depan berapa pun laba BRI, layak dibagi dalam bentuk dividen. Karena apa? Karena memang tidak dibutuhkan untuk menahan laba untuk memperkuat modal, karena modalnya sudah sangat kuat,” kata Sunarso.

Dalam kesempatan terpisah, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan Kementerian BUMN mendapat target dividen pada tahun 2025 sebesar Rp90 triliun. Target tersebut naik dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp85 triliun. "Saya rasa angka yang fantastis," ujarnya.

Erick menyadari setoran dividen BUMN ke kas negara tidak hanya didasarkan pada peningkatan laba, tetapi juga pada penguatan kinerja melalui efisiensi. Pada saat yang sama, dilakukan tata kelola perusahaan yang baik atau good corporate governance (GCG). 

"Mungkin banyak pihak tidak suka, karena peningkatan ini tidak mungkin hanya bergantung pada laba, misalnya dari sumber daya alam. Mau tidak mau, efisiensi juga diperlukan," ujarnya.

(Rahmat Fiansyah/ADV)

SHARE