Berkah QRIS, Muslimin Kantongi Rp2 Juta Per Hari dari Jualan Pukis
dari ketiga cabang yang dimiliki, sedikitnya Rp5 juta omzet yang mampu dikantongi oleh Muslimin.
IDXChannel - "Faber est suae quisque fortunae (Setiap manusia adalah perancang bagi nasibnya sendiri)," ujar Appius Claudius, seorang politikus, negarawan sekaligus ahli hukum asal Roma (340-273 SM).
***
Hari masih petang. Dagangan pukis Muslimin juga sebagian belum matang. Masih tenang, belum mengembang di atas panggangan. Baru risol dan pastel saja yang siap dibeli. Sudah rampung digoreng dan siap saji sedari siang tadi.
"Iya Mas, pukis dan bikangnya belum matang. Tadi sudah bikin beberapa loyang tapi langsung habis diborong anak (Pesantran) Takhassus buat pengajian di sana," ujar Muslimin, pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang berjualan aneka cemilan, di kawasan Wates, Sawangan, Kota Depok, saat ditemui di lapak jualannya, Sabtu (2/3/2024).
Menurut Muslimin, lapaknya hanya menjual empat jenis cemilan tradisional saja, yaitu risol dan pastel untuk citarasa gurih, serta pukis dan bikang untuk jenis citarasa manis. Semuanya dijual dengan satu harga, yaitu Rp2.500 per item.
Tak hanya berjualan di daerah Wates, Muslimin bersama abang dan beberapa temannya juga membuka dua cabang lain, yaitu di kawasan Legoso, Ciputat, Tangerang Selatan, dan terakhir daerah Pondok Petir, Kota Depok.
"Kami semua berenam. Tiap satu cabang dijaga satu orang. Saya kebagian jaga di daerah Wates sini. Dua orang lagi bagian belanja ke pasar dan masak. Satu lagi, Abang Saya, bagian mengatur keuangan, karena dia juga yang pertama merintis (bisnis) di sini sejak enam tahun lalu," tutur Muslimin.
Dari ketiga cabang yang dimiliki, daerah Wates dan Legoso saat ini disebut Muslimin telah mampu menghasilkan omzet rata-rata sekitar Rp2 juta per hari, untuk masing-masing cabang. Bahkan saat sedang ramai, omzetnya bisa meningkat hingga mencapai Rp2,2 juta sampai Rp2,3 juta dalam sehari.
Sedangkan untuk cabang Pondok Petir, baru bisa menghasilkan setengahnya, karena baru hampir dua bulan buka. Dengan demikian, dari ketiga cabang yang dimiliki, sedikitnya Rp5 juta omzet yang mampu dikantongi oleh Muslimin dan teman-temannya.
"Di sana (Pondok Petir) baru sebulan lebih (berjualan), jadi ya (omzetnya) paling baru setengahnya. Itu juga sudah bagus untuk bisnis yang baru dibuka," papar Muslimin, sembari sibuk mengentas pukis dan bikang yang telah matang dari panggangan.
Terbantu QRIS
Sejurus kemudian, belum lagi lama berbincang, sejumlah pembeli sudah mulai mengantre. Dari belakang panggangan, Muslimin pun kembali beralih ke gerobak.
Menggunakan penjapit makanan, tangan Muslimin dengan cekatan memindahkan risol dan pastel ke kardus pembungkus, dan segera menyerahkannya ke tangan pembeli.
"(Bayarnya) Pakai QRIS yak, Bang!" ujar Si Pembeli.
Guna memperlancar transaksinya, Muslimin memang telah melayani pembayaran non-tunai dengan menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) yang disediakan oleh PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), atau Bank BRI.
Menurut Muslimin, fasilitas QRIS cukup membantunya untuk mempercepat proses melayani pelanggan. Tak hanya itu, keberadaan QRIS juga dirasa menguntungkan karena Muslimin tidak perlu lagi mondar-mandir ke bank untuk melakukan setor tunai.
"Pembeli senang (pakai QRIS) karena antrenya jadi lebih cepat. Gak perlu nunggu (uang) kembalian. Tinggal scan, beres. Kita juga senang karena saldo kan langsung masuk ke (rekening) BRImo, jadi kayak sekalian menabung aja. Praktis. Gak perlu lagi setor tunai ke bank," ungkap Muslimin.
Dengan pembayaran yang langsung masuk ke rekening, Muslimin merasa sangat dimudahkan saat harus melakukan transaksi perbankan, mulai dari transfer uang untuk keluarga di kampung, isi pulsa dan paket internet untuk handphone, beli token listrik hingga bayar cicilan motor.
"Semuanya tinggal kita transaksiin lewat BRImo, di mana saldonya sudah otomatis terisi dari pembayaran lewat QRIS," tegas Muslimin.
Senada dengan Muslimin, sisi manfaat penggunaan QRIS juga dirasakan oleh Ibrahim, atau akrab disapa Ba'im, yang berjualan bakso tusuk di kawasan Stasiun MRT Lebak Bulus.
Setiap harinya, Ba'im mulai berjualan sekitar pukul tiga sore, dan beranjak pulang pada pukul 10 malam.
"Ya ba'da ashar baru mulai (berjualan), karena dari pagi sampai siang kan belum boleh berjualan di sini. Pulang ya sekitar jam 10-11 malam, kalau sudah mulai sepi," ujar Ba'im, sambil melayani pembeli.
Dalam berjualan, baru sekitar satu minggu terakhir Ba'im menyediakan layanan pembayaran via QRIS BRI. Mulai disediakannya jenis transaksi non-tunai itu disebut Ba'im lantaran banyak pelanggannya yang memintanya menyediakan fasilitas tersebut.
"Banyak banget yang nanya (fasilitas QRIS). Sempat bingung juga cara bikinnya gimana. Cuma pas nanya ke kantor BRI seberang (jalan tempat Ba'im berjualan), ternyata gampang banget. Semua diurusin dari petugas banknya. Saya tinggal terima beres," tutur Ba'im.
Meski baru satu minggu, Ba'im mengeklaim omzetnya yang masuk melalui QRIS BRI telah berkisar Rp300 ribu sampai Rp400 ribu per hari. Sedangkan untuk omzet keseluruhan berjualannya dalam sehari, Ba'im bisa mengantongi sampai Rp2,4 juta.
"Ya memang belum seberapa sih (transaksi via QRIS). Mungkin karena belum banyak yang tahu. Cuma kalau yang sudah (tahu), besoknya pasti pake QRIS, karena lebih mudah dan cepat. Gak perlu nunggu kembalian. Tinggal scan, beres," ungkap Ba'im.
Seperti halnya Muslimin, Ba'im juga merasakan keuntungan dari penggunaan QRIS dari segi terisinya saldo tabungan tanpa harus melakukan setor tunai ke bank.
"Enak, itung-itung kita dibantuin buat nabung. Habis itu, kalau mau kirim (uang) ke kampung, juga tinggal transfer lewat BRImo dari hape. Gak usah ribet lagi ke bank," papar Ba'im.
Data Bank Indonesia
Pengakuan Muslimin dan juga Ba'im seolah mengonfirmasi data yang sebelumnya telah dirilis oleh Bank Indonesia (BI), di mana semakin banyak masyarakat yang terbukti telah merasakan manfaat dari keberadaan QRIS.
BI mencatat adanya pertumbuhan nilai transaksi menggunakan QRIS hingga lebih dari 149 persen secara tahunan (year on year/YoY), dengan nilai mencapai Rp31,65 triliun.
Menurut Gubernur BI, Perry Warjiyo, jumlah pengguna QRIS secara nasional saat ini telah menembus 46,37 juta, dengan jumlah merchant mencapai 30,88 juta, yang sebagian besar didominasi oleh pelaku UMKM.
"Sementara, nilai pertumbuhan pembayaran menggunakan ATM, Debet dan Kredit mencapai Rp692,32 triliun, atau tumbuh sebesar 2,58 persen (yoy)," ujar Perry, dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI untuk Periode Februari 2024, pada Rabu (21/2/2024).
Sedangkan untuk nilai transaksi digital banking secara keseluruhan, menurut Perry, tercatat mencapai Rp5.335,33 triliun, atau tumbuh 17,19 persen (yoy).
Di lain pihak, nilai transaksi Uang Elektronik (UE) meningkat 39,28 persen (yoy), hingga mencapai Rp83,37 triliun.
Perry juga menegaskan bahwa keberadaan QRIS turut menjadi bagian tak terpisahkan dari keseluruhan transaksi ekonomi dan keuangan digital secara nasional.
"Sejauh ini kita melihat kinerja transaksi ekonomi dan keuangan digital tetap kuat. Hal ini didukung oleh sistem pembayaran yang aman, lancar, dan andal. Termasuk di antaranya melalui QRIS," tegas Perry. (TSA)