BI Diprediksi akan Tahan Suku Bunga Pasca Pemilu 2024
Bank Indonesia (BI) diprediksi akan mempertahankan suku bunga kebijakan utama pada pertemuan 20-21 Februari 2024.
IDXChannel - Bank Indonesia (BI) diprediksi akan mempertahankan suku bunga kebijakan utama pada pertemuan 20-21 Februari 2024.
Menurut survei Reuters, suku bunga akan ditahan karena inflasi yang terkendali dan prospek mata uang yang membaik. Hasil survei juga memperkirakan penurunan suku bunga pertama akan terjadi pada kuartal berikutnya.
Tingkat inflasi Indonesia tetap berada dalam kisaran target bank sentral sebesar 1,5 persen-3,5 persen sejak Juli 2023 menunjukkan, kenaikan suku bunga kumulatif sebesar 250 basis point (bps) berhasil mengendalikan ekonomi nasional.
Rupiah, meskipun melemah 1,65 persen terhadap dolar pada tahun ini secara year to date (YTD), kinerjanya lebih baik dibandingkan mata uang lainnya di Asia.
Secara harian, rupiah hari ini kembali melemah 0,19 persen di level Rp15.654 per USD per Selasa (20/2/2024).
Dengan terkendalinya inflasi, bank sentral memiliki ruang untuk membiarkan kebijakannya tidak berubah dalam waktu dekat.
Sebanyak 30 ekonom dalam jajak pendapat pada 12-16 Februari 2024 memperkirakan Bank Indonesia akan mempertahankan suku bunga acuan 6 persen pada hari Rabu esok.
Perkiraan median menunjukkan suku bunga tetap bertahan hingga setidaknya akhir Maret, diikuti oleh penurunan 25 basis poin di setiap kuartal hingga akhir tahun sebesar 5,25 persen.
Hal ini sejalan dengan ekspektasi bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve (The Fed) untuk memangkas suku bunga fed fund sebesar 75 bps pada tahun ini.
“Kami mempertahankan perkiraan kami mengenai penurunan suku bunga pertama yang dilakukan BI pada pertemuan bulan Juni setelah The Fed mengumumkan penurunan suku bunganya yang pertama pada bulan Mei,” kata Kunal Kundu, ekonom di Societe Generale.
Kunal melanjutkan, pihaknya tetap yakin, keputusan kebijakan BI terutama dipengaruhi oleh tindakan The Fed dan penundaan apa pun yang dilakukan oleh The Fed mungkin akan mempengaruhi penurunan suku bunga BI dan menunda penurunan BI rate.
Dirinya menambahkan, mengingat tingginya ketergantungan pada kepemilikan obligasi pemerintah oleh asing, kebijakan moneter BI akan terus dipandu oleh pergerakan mata uang dan imbal hasil obligasi.
Menurutnya, belum tentu BI mempertimbangkan faktor inflasi kecuali jika naik terlalu tinggi dan terlalu cepat.
Mayoritas ekonom, 17 dari 29 ekonom, memperkirakan setidaknya satu kali penurunan suku bunga pada kuartal berikutnya dan di antara mereka, 14 ekonom memperkirakan suku bunga acuan akan mencapai sebesar 5,75 persen dan tiga ekonom memperkirakan akan turun sebesar 5,50 persen. 12 sisanya melihatnya tetap bertahan di 6 persen.
“Risikonya sebagian besar berasal dari sisi eksternal, yaitu inflasi AS mungkin tetap lebih tinggi dari perkiraan, yang akan menyebabkan penurunan suku bunga tertunda,” kata Elbert Timothy Lasiman, ekonom di Bank Central Asia (BCA), yang memperkirakan tidak ada perubahan suku bunga.
Para ekonom melihat dampak pemilihan umum (Pemilu) 2024 dan pemilihan presiden (Pilpres) 2024 di Indonesia terbatas. Penghitungan suara tidak resmi menunjukkan bahwa padangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka kemungkinan besar akan menjadi presiden. Pasangan ini digadang akan melanjutkan kebijakan petahana presiden Joko Widodo (Jokowi).
Sementara hasil resmi perhitungan akan diumumkan paling lambat pada 20 Maret mendatang.
“Karena kebijakan ekonomi saat ini kemungkinan akan berlanjut di bawah pemerintahan Prabowo dampaknya terhadap kebijakan moneter dan kebijakan fiskal akan terbatas,” kata Jeemin Bang, ekonom asosiasi di Moody’s Analytics. (ADF)