BANKING

BI Malang Temukan 1.077 Lembar Uang Palsu, Nilainya Capai Rp107 Miliar

Avirista M/Kontributor 02/04/2024 10:06 WIB

Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Malang mencatat, peredaran uang palsu mengalami peningkatan jelang Hari Raya Idul Fitri 2024. 

BI Malang Temukan 1.077 Lembar Uang Palsu, Nilainya Capai Rp107 Miliar (foto mnc media)

IDXChannel - Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Malang mencatat, peredaran uang palsu mengalami peningkatan jelang Hari Raya Idul Fitri 2024. 

Peningkatan ini mulai terjadi sejak Maret ini dari laporan sejumlah bank di wilayah kerja BI Kantor Perwakilan Malang, yang meliputi Malang kota dan kabupaten, Kota Batu, Pasuruan kota dan kabupaten, serta Probolinggo kota dan kabupaten.

Kepala BI Kantor Perwakilan Malang, Febriana menuturkan, dari laporan uang palsu (upal) yang masuk pada akhir Maret 2024, ada kenaikan peredaran uang palsu mencapai 391 persen. 

Nominal Rp100 ribu menjadi terbanyak yang ditemukan peredaran upal, di mana di Maret 2024, ada 1.077 lembar, atau setara dengan Rp107,7 miliar.

"Ada peningkatan temuan sebanyak 391 persen di Maret ini. Berdasarkan data kami di Februari kemarin, ada 227 lembar, di Januari ada 438 lembar. Jadi kalkulasi biasanya," ucap Febriana, saat pemaparan Bincang Santai Bersama Awak Media, pada Senin malam (1/4/2024).

Febriana mengakui, bila pecahan uang Rp100 ribu menjadi yang banyak ditemukan upal, disusul dengan pecahan Rp50 ribu, dan sisanya pecahan lainnya. Jumlah itu merupakan laporan dan bukti yang dikumpulkan oleh sejumlah bank - bank, dan dari aparat penegak hukum (APH) kepolisian selama tiga bulan terakhir.

"Tadi kan (laporannya) mulai Januari, bisa jadi Januari itu kan dikumpulkan tahun lalu, baru dilaporkan ke Bank Indonesia Januari. Karena bank-bank itu beda-beda, ada yang dikumpulin dulu, ada yang langsung," terangnya.

Tapi secara keseluruhan dibandingkan periode 2023, pertumbuhan upal belum dapat dikatakan ada peningkatan. Sebab dari data di Januari hingga Maret 2023, penemuannya masih di angka 300 sampai 600 lembar saja, khusus untuk pecahan Rp100 ribu.

"Kalau secara tahunan masih belum, masih di bawah tahun lalu. Saya harap sih enggak tambah, itu berkurang dari tahun lalu jumlah akumulasinya," ungkap Febriana.

Guna mencegah peredaran uang palsu yang meresahkan masyarakat, BI bersama instansi lain terus menggencarkan sosialisasi ke masyarakat, terutama menjelang lebaran. Selain itu, pihaknya bekerja sama dengan kepolisian untuk melakukan pengungkapan kasus peredaran uang palsu ini.

"Kami selalu sosialisasi ke masyarakat. Kalau langkah preventif tentu kita dengan yang terutama 3D, dilihat, diraba, diterawang. Uang itu unsur mutlaknya apa yang bisa untuk mengenali asli atau palsu," jelasnya.

BI juga melaporkan ke kepolisian bila ada temuan-temuan uang palsu, untuk dianalisis teknik-teknik pembuatannya. Dari analisis ini, kepolisian juga akan bergerak bersama menyosialisasikan demi memutus peredaran uang palsu.

"Kerja sama juga dengan kepolisian untuk bisa menangkap barang bukti, biasanya ada temuan, beberapa temuan. Itu nanti kita laporkan juga ke kepolisian, dari kepolisian juga nanti akan dipelajari teknik-tekniknya," pungkas Febriana.

(FAY)

SHARE