BNI (BBNI) Catat Laba Bersih Rp10,1 Triliun di Semester I-2025
BNI (BBNI) membukukan laba bersih konsolidasi sebesar Rp10,1 triliun sepanjang Januari-Juni 2025.
IDXChannel - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI (BBNI) membukukan laba bersih konsolidasi sebesar Rp10,1 triliun sepanjang Januari-Juni 2025. Capaian ini lebih rendah 5,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp10,7 triliun.
Meski begitu, laba BNI masih cukup solid di tengah upaya perseroan memperkuat kualitas portofolio dan membangun fondasi untuk pertumbuhan jangka panjang. Selain itu, capaian tersebut menunjukkan ketangguhan model bisnis BNI dalam menjaga profitabilitas yang sehat.
Wakil Direktur Utama BNI, Alexandra Askanda menyampaikan perseroan memperkuat posisi fundamental di tengah stabilitas ekonomi makro dan transisi pemerintahan yang berjalan baik.
Pertumbuhan dana murah (CASA) yang kuat, didukung oleh konsistensi transformasi digital, menjadi pilar utama bagi BNI dalam memperbesar kapasitas ekspansi kredit dan pertumbuhan bisnis perseroan.
"Kami melihat penguatan CASA dan kualitas aset sebagai pilar utama untuk memperkuat kapasitas ekspansi kredit di semester kedua. Fokus kami tetap pada sektor produktif seperti pertanian, industri makanan dan minuman, telekomunikasi, infrastruktur, perumahan, hilirisasi energi, dan UMKM," ujar perempuan yang kerap disapa Xandra itu dalam keterangan resmi, Jumat (25/7/2025).
Hingga akhir semester I tahun 2025, penyaluran kredit BNI tumbuh 7,1 persen secara tahunan mencapai Rp778,7 triliun. Kredit korporasi menunjukkan pertumbuhan 10,4 persen menjadi Rp435,8 triliun, dengan kontribusi utama dari korporasi swasta, BUMN, dan institusi pemerintah.
Kredit kepada sektor swasta dan institusi naik 11,1 persen menjadi Rp314,6 triliun, sementara kredit ke BUMN tumbuh 8,7 persen menjadi Rp121,2 triliun.
Pada segmen konsumer, tercatat pertumbuhan 10,7 persen menjadi Rp147,0 triliun. Pertumbuhan ini didorong oleh personal loan yang naik 11,7 persen menjadi Rp60,1 triliun, serta Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang meningkat 9,9 persen menjadi Rp68,4 triliun.
Kredit segmen kecil, khususnya UMKM non-KUR, juga menunjukkan pertumbuhan positif tahun ini, dengan kenaikan 9,2 persen menjadi Rp44,4 triliun. Selain itu, kredit segmen komersial mulai menunjukkan momentum pertumbuhan positif sebesar 5,5 persen.
Pertumbuhan kredit di perusahaan anak juga signifikan, meningkat 27,1 persen menjadi Rp17,2 triliun, mencerminkan penguatan sinergi grup. Salah satu anak usaha, hibank, yang fokus pada pembiayaan segmen komersial dan SME berbasis digital, tumbuh 31 persen dengan kualitas aset yang terjaga baik, ditandai dengan rasio NPL di bawah 1 persen dan stabil dari tahun lalu.
Sebagai hasil dari akselerasi kredit pada segmen berisiko rendah, kualitas aset BNI terus membaik. Hal ini ditandai dengan Rasio Kredit Bermasalah atau Non-Performing Loan (NPL) yang membaik menjadi 1,9 persen dengan Loan at Risk (LAR) juga membaik menjadi 11 persen. Cost of Credit (CoC) juga relatif terjaga di level 1 persen.
(Rahmat Fiansyah)