BANKING

BRI (BBRI) Salurkan 83,27 Persen Kredit untuk UMKM

Anggie Ariesta 09/10/2022 10:29 WIB

Bank BRI (BBRI) sudah mengucurkan 83,27% dari total kredit kepada pelaku UMKM.

BRI (BBRI) Salurkan 83,27 Persen Kredit untuk UMKM. (Foto: MNC Media).

IDXChannel - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk sudah mengucurkan 83,27% dari total kredit kepada pelaku UMKM per kuartal II-2022. Ini merupakan salah satu bentuk komitmen emiten BBRI dalam membantu UMKM sebagai tulang punggung pertumbuhan perekonomian Indonesia.

Direktur Utama BRI, Sunarso mengatakan, guna menanggapi tantangan bisnis dari gejolak ekonomi global, BRI jauh dari epicentrum gejolak ekonomi global dikarenakan backbone bisnis BRI, yakni UMKM, relatif tahan banting terhadap dampak dari konflik global tersebut.

“Pelaku usaha di Indonesia sebanyak 98,7% adalah skala UMKM. Itu baru jumlah pelakunya, tapi kontribusinya terhadap produk domestik bruto mencapai 68%. Artinya sebenarnya PDB kita itu mayoritas dikontribusi oleh bisnis yang skalanya UMKM,” tegas Sunarso dalam keterangan resminya, Minggu (9/10/2022).

Menurut Sunarso, dari sisi penyerapan tenaga kerja 97,22%, tenaga kerja di Indonesia itu pekerja di segmen UMKM. Jadi ini menjadi penting dan strategik dalam konteks negara, karena tugas utama negara adalah mensejahterakan rakyatnya. Dan cara yang paling baik dalam mensejahterakan rakyat adalah dengan memberi pekerjaan.

Fokus BRI dalam memberdayakan dan membangkitkan aktivitas pelaku UMKM pada saat pandemi tersebut, menjadi penggerak kinerja keuangan BRI.

Hingga akhir Kuartal II-2022, BRI secara konsolidasian (BRI Group) mencatatkan laba bersih senilai Rp24,88 triliun atau tumbuh 98,38% year on year (yoy) dengan total aset meningkat 6,37% yoy menjadi Rp1.652,84 triliun

Perjalanan BRI Group dalam mencapai visi tersebut tentu banyak dihadapkan dengan tantangan, mulai dari pandemi Covid-19 hingga gejolak ekonomi global. Oleh karenanya selama pandemi, strategic response yang dilakukan BRI adalah dengan menyelamatkan UMKM melalui strategi business follows stimulus.

“Agar stimulus berjalan efektif, BRI menyiapkan empat syarat. Pertama, harus ada dananya, yaitu memastikan anggarannya tersedia. Kedua, data pihak yang mendapatkan stimulus tersedia," kata Sunarso.

"Ketiga, kami akan menyiapkan sistem yang kredibel dan reliable agar stimulus tersebut tepat sasaran. Dan keempat, adalah komunikasi secara terus menerus kepada masyarakat,” lanjutnya. 

Sunarso menjelaskan, perusahaan memiliki sumber pertumbuhan bisnis baru yang berkelanjutan. Oleh karenanya, BRI akan terus konsisten melakukan perluasan fungsi anak usaha.

Perluasan fungsi anak perusahaan dalam BRI Group tersebut dilakukan untuk diversifikasi income, spreading risk, dan memperkuat customer base BRI. 

“BRI Group harus menjangkau masyarakat sebanyak mungkin, kemudian dengan proses bisnis yang kita digitalisasikan, biayanya bisa menjadi seefisien mungkin,” ujar Sunarso. 

Dalam hal membentuk sumber pertumbuhan baru, pihaknya memberi contoh pembentukan Holding Ultra Mikro (UMi) bersama PT Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) merupakan wujud komitmen BRI untuk go smaller. 

Sejak resmi terbentuk setahun lalu, Holding UMi setidaknya telah melayani kebutuhan 23,5 juta nasabah dengan total outstanding pembiayaan mencapai sebesar Rp183,9 triliun per Agustus 2022.

Tak hanya dari sisi pembiayaan, hingga Agustus 2022 integrasi layanan ketiga entitas atau co-location melalui Gerai Senyum sudah mencapai 1.003 lokasi. Bentuk integrasi layanan lainnya dapat tercermin dari PNM Mekaar yang bergabung sebagai Agen BRILink sudah mencapai 40.121.  

Adapun nasabah tabungan baru UMi telah mencapai 6,85 juta nasabah atau melampaui target awal sebanyak 3,3 juta nasabah pada 2022.

Strategi pertumbuhan BRI ada dua. Diakui Sunaro, pertama mengikuti nasabah yang ada (existing) di BRI tapi dibantu untuk naik kelas. Kedua adalah BRI harus mampu menjangkau yang lebih kecil lagi atau “go smaller."

"Jadi karena kita punya strategi pertumbuhan ke atas mengikuti naik kelas nasabah yang ada. Ke bawah kita cari sumber pertumbuhan baru atau nasabah baru, maka ‘go smaller’, dari situlah kita membuat konsep membentuk holding ultra mikro bersama PNM dan Pegadaian,” pungkasnya. 

(FAY)

SHARE