BANKING

BSI (BRIS) Fokus Lima Sektor Utama Ini untuk Dukung RI Bebas Emisi Karbon

Anggie Ariesta 25/10/2023 14:12 WIB

PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI (BRIS) sudah menyalurkan pembiayaan berkelanjutan mencapai Rp52,6 triliun hingga Juni 2023.

BSI (BRIS) Fokus Lima Sektor Utama Ini untuk Dukung RI Bebas Emisi Karbon. (Foto MNC Media)

IDXChannel - PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI (BRIS) sudah menyalurkan pembiayaan berkelanjutan mencapai Rp52,6 triliun hingga Juni 2023. Jumlah itu sekira 23,77% dari total pembiayaan perseroan.

Direktur Finance & Strategy BSI Ade Cahyo Nugroho mengatakan, hal itu dilakukan karena perseroan berkomitmen penuh dalam mengurangi emisi karbon untuk menciptakan Indonesia bebas emisi karbon (NZE) di 2060.

Dia menerangkan, pembiayaan berkelanjutan BSI saat ini berfokus pada lima sektor utama yaitu UMKM, produk ramah lingkungan, pertanian dan perkebunan ramah lingkungan, energi bersih dan terbarukan, dan produk hijau lainnya seperti pembangunan gedung ramah lingkungan, industri pengelolaan air, transportasi ramah lingkungan dan pengelolaan limbah.

Saat ini, portofolio pembiayaan berkelanjutan di BSI terbesar untuk UMKM sebesar Rp41,7 triliun, lalu produk ramah lingkungan sebesar Rp4,7 triliun.

Pertanian dan perkebunan ramah lingkungan Rp10,9 triliun, energi bersih dan terbarukan Rp1,7 triliun dan Rp400 miliar yang terdiri dari pembangunan gedung ramah lingkungan, industri pengelolaan air, transportasi ramah lingkungan dan pengelolaan limbah lingkungan.

Kata Cahyo, pembiayaan berkelanjutan akan menjadi fokus BSI ke depan. BSI menargetkan pembiayaan pada sektor tersebut akan meningkat mencapai 30% dari seluruh total pembiayaan BSI.

“Angka ini akan terus naik seiring dengan model-model bisnis baru yang nantinya akan sesuai standar dan penilaian bank, dari sisi penilaian keuangan, risiko, dan lingkungan. Target jangka panjang, pembiayaan keuangan berkelanjutan di BSI akan terus meningkat seiring dengan regulasi dan awareness masyarakat terhadap ekonomi hijau,” kata dia dalam keterangan resmi, Jakarta, Rabu (25/10/2023).

Lebih lanjut, dia menerangkan, BSI terus berkolaborasi dengan berbagai stakeholders untuk menopang pembiayaan sektor hijau melalui OJK, Kementerian ESDM, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), IDXCarbon, dan komunikasi kepada investor, baik dalam maupun luar negeri.

Ke depan, BSI juga terus meningkatkan literasi dan awareness kepada nasabah korporasi terutama pada sektor-sektor yang memerlukan sertifikasi atau standar analisa dampak lingkungan (AMDAL), seperti sektor kelapa sawit, pertambangan maupun industri manufaktur lainnya.

“Sejak BSI berdiri 2021 lalu, perseroan secara konsisten menerapkan business process yang ramah lingkungan dan mengedepankan green business sebagai value perusahaan untuk menciptakan keberlanjutan. Terlebih, nilai-nilai ESG (environment, social, governance) sejalan dengan prinsip dalam menjalankan bisnis syariah,” pungkasnya.

Indikator dalam mengidentifikasi proyek kriteria hijau yang bisa mendapatkan dukungan BSI yakni antara lain adalah pembiayaan yang berlandaskan pada ketentuan syariah yang merupakan bagian dari Environtmental Social & Governance (ESG). Berlandaskan pada ketentuan eksternal regulator yang telah dibuat seperti POJK No.51/2017 yang mengatur tentang penerapan keuangan berkelanjutan bagi lembaga jasa keuangan.

(YNA)

SHARE