BTN (BBTN) Alokasikan Pembiayaan KUR Rp3 Triliun untuk Pemberdayaan UMKM
BTN mengalokasikan pembiayaan KUR hingga Rp3 triliun untuk memberdayakan UMKM, termasuk sektor sandang yang strategis dalam perekonomian nasional.
IDXChannel - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) akan memperluas dukungan Kredit Usaha Rakyat (KUR) bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) batik di berbagai sentra batik nasional seperti Cirebon, Pekalongan, Solo, dan Yogyakarta.
BTN mengalokasikan pembiayaan KUR hingga Rp3 triliun untuk memberdayakan UMKM, termasuk sektor sandang yang strategis dalam perekonomian nasional.
Hal itu dikatakan Direktur Risk Management BTN, Setiyo Wibowo saat menggelar program literasi keuangan sekaligus pelatihan membatik ramah lingkungan bagi pengrajin batik di Batik Trusmi, Cirebon.
Langkah ini juga sejalan dengan program Asta Cita Presiden Prabowo Subianto dalam memperkuat UMKM. "BTN ingin memastikan penerapan keuangan berkelanjutan bukan hanya untuk sektor perumahan, melainkan juga menyentuh UMKM dan industri budaya seperti batik,” ujar Setiyo dalam keterangan tertulis Kamis (2/10/2025).
Program ini merupakan langkah nyata BTN dalam mengimplementasikan keuangan berkelanjutan (sustainable finance) hingga ke level debitur non-perumahan.
Dia menegaskan bahwa dukungan BTN terhadap UMKM khususnya pengrajin batik, sejalan dengan komitmen perseroan menerapkan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) secara menyeluruh.
“BTN tidak hanya mendukung sektor papan melalui pembiayaan perumahan, tetapi juga kebutuhan dasar lain seperti pangan dan sandang. Batik adalah identitas budaya Indonesia sekaligus industri sandang yang menopang jutaan pengrajin. Dukungan ini merupakan bagian dari strategi BTN mendorong pertumbuhan ekonomi sekaligus pelestarian lingkungan,” tutur dia.
Dalam sesi literasi keuangan, BTN juga membuka opsi untuk pembukaan tabungan, hingga akses pembiayaan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) bagi para pengrajin. BTN juga menggandeng World Wide Fund for Nature Indonesia (WWF) untuk memperkenalkan penggunaan bahan baku batik yang ramah lingkungan, termasuk material dari minyak sawit bersertifikasi.
“Kami ingin para pengrajin batik tidak hanya mampu meningkatkan kapasitas produksi, tetapi juga mendapatkan akses keuangan yang inklusif dan ramah lingkungan. Bahkan kami mendorong mereka menjadi agen banking sehingga bisa menambah penghasilan,” kata Setiyo.
Founder & CEO Trusmi Group Ibnu Riyanto mengapresiasi langkah BTN tersebut sebagai upaya untuk mendukung industri batik terutama di Cirebon. Ibnu menyampaikan bahwa momentum Hari Batik Nasional selalu memberikan dampak besar terhadap industri batik.
“Sejak UNESCO mengakui batik pada 2009, penjualan batik melonjak dan masyarakat semakin bangga mengenakannya. Namun, dalam empat tahun terakhir industri batik di Cirebon stagnan sehingga kami harus banyak memikirkan strategi promosi," katanya.
(kunthi fahmar sandy)