BANKING

Catat Sejarah, Bank DKI Kantongi Laba hingga Rp1 Triliun

taufan sukma 19/02/2024 09:37 WIB

Capaian tersebut terhitung tumbuh sebesar 8,63 persen dibanding realisasi laba pada tahun sebelumnya, yang tercatat masih sebesar Rp939 miliar.

Catat Sejarah, Bank DKI Kantongi Laba hingga Rp1 Triliun (foto: MNC Media)

IDXChannel - PT Bank Pembangunan Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta (Bank DKI) sukses meraup laba bersih hingga Rp1,02 triliun di sepanjang 2023 lalu.

Capaian tersebut terhitung tumbuh sebesar 8,63 persen dibanding realisasi laba pada tahun sebelumnya, yang tercatat masih sebesar Rp939 miliar.

Tak hanya tumbuh positif, torehan laba tahun lalu juga menjadi sejarah tersendiri, sebagai capaian laba bersih tertinggi sejak Bank DKI berdiri, tahun 1961 silam.

"Ini merupakan salah satu milestone Bank DKI yang terwujud berkat dukungan dan kepercayaan dari seluruh pemangku kepentingan," ujar Direktur Keuangan dan Strategi Bank DKI, Romy Wijayanto, dalam keterangan resminya, Senin (19/2/2024).

Menurut Romy, lonjakan laba kali ini didorong oleh peningkatan pendapatan bunga yang tumbuh 17,82 persen menjadi Rp5,34 triliun, dari capaian pada periode 2022 lalu yang sebesar Rp4,53 triliun.

Selain itu, torehan laba juga ditopang oleh peningkatan fee based income (FBI) sebesar 8,47 persen, dari sebelumnya Rp576 miliar pada 2022 menjadi Rp624,77 miliar di sepanjang 2023 lalu.
    
Sepanjang tahun 2023, Bank DKI telah menyalurkan kredit termasuk pembiayaan syariah sebesar Rp52 triliun. Nilai tersebut melonjak 7,5 persen dari Rp48,37 triliun pada 2022 lalu.

"Pertumbuhan kredit dan pembiayaan terutama didorong oleh segmen kredit ritel yang tumbuh sebesar 49,01 persen menjadi Rp1,93 triliun, dari Rp1,29 triliun pada 2022,' tutur Romy.

Sedangkan pertumbuhan segmen kredit mikro, Romy menjelaskan, ada kenaikan sebesar 42,67 persen, dari Rp2,56 triliun pada 2022 menjadi Rp3,66 triliun pada 2023 lalu. 

Akselerasi pertumbuhan kredit ritel dan mikro tersebut mendorong peningkatan porsi kredit UMKM secara akumulasi dibanding total kredit Bank DKI hingga mencapai 10,74 persen pada akhir 2023 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 7,98 persen.

"Peningkatan porsi UMKM ini selaras dengan visi dan misi Bank DKI serta sebagaimana harapan pemegang saham Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk bisa terus meningkatkan pemberdayaan UMKM," ungkap Romy.

Selain itu, kredit konsumer turut mencatat pertumbuhan positif sebesar 11,58 persen menjadi sebesar Rp22,10 triliun, dari posisi Rp19,81 triliun pada 2022.

Lebih lanjut, pertumbuhan juga diikuti pada segmen kredit komersial (termasuk term loan) pada tahun lalu tumbuh 6,37 persen menjadi Rp17,56 triliun, dari posisi Rp16,51 triliun pada tahun sebelumnya.

Kredit menengah tumbuh 1,34 persen menjadi Rp1,92 triliun pada 2023, dari posisi Rp1,89 triliun pada 2022. Sedangkan penyaluran kredit sindikasi mencapai sebesar Rp4,84 triliun pada 2023.
 
Pertumbuhan kredit juga diikuti dengan kualitas aset yang sangat baik, dengan indikator rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL Gross) yang terjaga pada level rendah 1,76 persen dengan NPL Nett sebesar 0,58 persen pada Q4 2023.

Bank DKI juga concern untuk menjaga keberlanjutan usaha ke depan dengan menjaga posisi Coverage Rasio kredit (CKPN) sampai dengan 223,85 persen.
 
Untuk perolehan Dana Pihak Ketiga (DPK), Bank DKI memfokuskan pada penghimpunan dana murah (Low Cost Fund), yang tercermin pada pertumbuhan dana giro sebesar 5,72 persen menjadi sebesar Rp18 triliun, dari Rp17,03 triliun, untuk perbandingan periode yang sama.

Sementara dana tabungan menjadi sebesar Rp11,68 triliun, tumbuh 2,22 secara tahunan (year on year/yoy) dari Rp11,43 triliun.

Pertumbuhan giro dan Tabungan mendorong adanya peningkatan rasio Current Account Saving Account (CASA) dari 43,7 persen pada Q4 2022 menjadi 46,65 persen pada Q4 2023, seiring dengan deposito sebagai dana mahal tercatat mengalami penurunan sebesar 7,38% dari Rp36,65 triliun pada Q4 2022 menjadi Rp33,95 triliun pada Q4 2023.
 
"Langkah ini merupakan strategi yang kami pilih dalam menjaga berbagai rasio likuiditas dan menekan biaya bunga serta menjaga posisi Loan to Deposit Ratio pada level yang diinginkan," papar Romy.

Realisasi LDR per Q4 2023 tercatat sebesar 81,73 persen, meningkat 7,43 persen dibandingkan dengan 74,3 persen pada Q4 2022.

Berbagai pencapaian kinerja tersebut mendorong pertumbuhan total aset Bank DKI sebesar Rp4,17 triliun atau tumbuh sebesar 5,3 persen dari semula Rp78,89 triliun pada Q4 2022 menjadi Rp83,06 triliun pada Q4 2023.

Indikator rasio kinerja keuangan penting Bank DKI juga menunjukkan perbaikan secara konsisten. Rasio Return on Equity (ROE) pada Q4 2023 mencapai 10,36 persen, lebih tinggi dari sebelumnya 10,1 persen di Q4 2022.

Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) menunjukkan perbaikan dari sebelumnya 78,19 persen pada Q4 2022 menjadi 78,03 persen pada Q4 2023 dan Net Interest Margin (NIM) berada pada level moderat sebesar 4,17 persen.

"Hal ini menunjukkan Bank DKI mampu menjaga tingkat efisiensinya," tegas Romy.

Di lain pihak, Direktur Teknologi & Operasional merangkap Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama Bank DKI, Amirul Wicaksono, memaparkan bahwa Bank DKI banyak melakukan pengembangan dan inovasi produk dan layanan berbasis digital untuk perluasan aksesibilitas produk dan layanan keuangan kepada masyarakat.

"Dalam mendorong digitalisasi, Bank DKI juga melakukan berbagai upaya dengan elektronifikasi pembayaran secara terintegrasi pada moda transportasi, tempat wisata kelolaan Pemprov DKI, digitalisasi pembayaran pasar kelolaan Perumda Pasar Jaya, hingga berbagai kolaborasi dengan BPD, BUMD dan entitas lainnya," tegas Amirul. (TSA)

SHARE