BANKING

Citi Indonesia Cetak Laba Bersih Rp2,2 Triliun pada Kuartal III-2024

Anggie Ariesta 13/11/2024 15:39 WIB

Citibank NA, Indonesia (Citi Indonesia) membukukan laba bersih sebesar Rp2,2 triliun pada kuartal III-2024 atau meningkat 32 persen yoy.

Peningkatan laba bersih Citibank Indonesia pada kuartal III-2024 membawa dampak positif bagi aset dan ekuitas perusahaan (ilustrasi). (Foto: Arsip)

IDXChannelCitibank NA, Indonesia (Citi Indonesia) membukukan laba bersih sebesar Rp2,2 triliun pada kuartal III-2024. Angka itu meningkat 32 persen bila dibandingkan dengan periode Juli–September 2023 yang berjumlah sebesar Rp1,7 triliun.

Peningkatan laba bersih salah satunya didorong oleh biaya operasional yang lebih efisien yang menghasilkan perbaikan cost-to-income ratio (CIR) menjadi 41,9 persen dari yang tadinya mencapai 59,8 persen pada tahun lalu.

CEO Citi Indonesia, Batara Sianturi mengatakan, kinerja perusahaan pada kuartal ini menunjukkan indikator yang kokoh dan sehat. Bisnis Citi Indonesia yang saling terhubung di Tanah Air mengalami pertumbuhan yang kuat. 

“Seiring terus memprioritaskan transformasi pada organisasi Citi, efisiensi yang diperoleh dari biaya operasional yang lebih rendah serta upaya lainnya menghasilkan peningkatan laba bersih sebesar 32 persen (yoy),” ungkap Batara dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (13/11/2024).

Dia menuturkan, pada kuartal ini, Citi Indonesia juga meluncurkan solusi baru untuk klien, yaitu Electronic Trade Loan yang terintegrasi ke dalam aplikasi CitiDirect dan memudahkan nasabah untuk mengatur kinerja keuangan mereka secara holistik. Pihaknya akan terus mendukung pertumbuhan keuangan klien dan ketahanan sektor perbankan di Indonesia melalui inisiatif strategis dan komitmen kami untuk menyediakan layanan dan solusi keuangan yang komprehensif. 

Peningkatan laba bersih ini memberikan kontribusi pada peningkatan return-on-asset (ROA) menjadi 4,1 persen dari sebelumnya 2,8 persen pada 2023. Tak hanya itu, return-on-equity (ROE) juga naik menjadi 15,4 persen dari sebelumnya 12,7 persen.

Adapun rasio liquidity coverage (LCR) dan rasio net stable funding (NSFR) Citi Indonesia tetap kuat masing-masing di level 291 persen dan 124 persen. Angka itu berada di atas ketentuan minimum. Citi Indonesia memiliki modal yang kuat dengan rasio kewajiban penyediaan modal minimum (KPMM) sebesar 33,1 persen atau meningkat dari 30,5 persen yang tercatat pada tahun sebelumnya.

Dia menjelaskan, bisnis perbankan Citi yang mencakup corporate and investment banking, global network banking, dan commercial banking, juga terus mencatatkan pertumbuhan pendapatan yang baik di tengah kondisi eksternal yang menantang.

Secara khusus, global network banking mencapai hal ini melalui beragam inisiatif, termasuk kinerja koridor Asia-to-Asia yang melayani kepentingan bisnis klien Asia Citi yang berinvestasi di Indonesia. Pertumbuhan tersebut menjadi bukti kerangka bisnis yang kuat yang dibangun selama bertahun-tahun.

Menurut Batara, Citi terus menyediakan layanan dan solusi kepada para klien perusahaan lokal, multinasional, lembaga keuangan, dan sektor publik. Bisnis treasury and trade solutions (TTS) Citi juga mencatat pertumbuhan positif pada kuartal ketiga tahun ini.

TTS terus berupaya untuk melakukan digitalisasi transaksi keuangan dengan meluncurkan solusi Electronic Trade Loan yang terintegrasi ke dalam aplikasi CitiDirect. Solusi itu dilengkapi dengan dashboard intuitif yang canggih dan secara signifikan mengurangi waktu pemrosesan transaksi dari awal sampai akhir dan meminimalisasi proses pengumpulan dokumen fisik untuk aplikasi pembiayaan perdagangan.

“Dana pihak ketiga (DPK) terus bertumbuh mendekati dua digit, dan volume pembayaran meningkat lebih dari dua kali lipat dengan kontributor terbesar berasal dari transaksi digital melalui pembayaran instan dan transaksi corporate card atau kartu korporasi,” ujarnya.

Dia mengatakan, bisnis layanan sekuritas Citi Indonesia juga berkontribusi aktif terhadap pengembangan pasar modal Indonesia. Itu terlihat pada peran perusahaan dalam peluncuran layanan administrasi KYC dan subrekening efek sebagai rekening kas alternatif oleh regulator. Citi juga ditunjuk menjadi bank kustodian percontohan untuk inisiatif Cash Management System (CMS) Indonesia, bersama dengan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).

Sebagai bank global yang memiliki misi untuk mempromosikan kemajuan ekonomi dan meningkatkan taraf hidup masyarakat berpenghasilan rendah di seluruh dunia, pada bulan September 2024, Citi Foundation mengumumkan penerima Global Innovation Challenge 2024 yang memiliki tujuan untuk mendukung solusi terkait permasalahan tunawisma.

Human Initiative, sebuah organisasi kemanusiaan terkemuka di Indonesia, terpilih sebagai salah satu dari 50 organisasi komunitas global yang menerima pendanaan katalis sebesar USD500.000 (asumsi kurs Rp7,5 miliar). Dana tersebut akan mendukung program mereka di Indonesia untuk membantu kelompok masyarakat rentan, termasuk pengungsi, dalam mendapatkan akses tempat tinggal yang aman serta penghidupan yang berkelanjutan.

(Ahmad Islamy Jamil)

SHARE