Citibank Hengkang dari Indonesia, Ekonom: Itu Cukup Mengejutkan
Citi Group mengumumkan untuk hengkang dari 13 negara, salah satunya Indonesia. Hal ini cukup mengejutkan karena Citi sudah beberapa tahun di Indonesia.
IDXChannel - Citi Group mengumumkan untuk hengkang dari 13 negara, salah satunya Indonesia. Hal ini cukup mengejutkan karena Citi sudah beberapa tahun di Indonesia. Berbagai alasan dikemukakan oleh CEO Citibank, di antaranya adalah strategi dan perombakan bisnis retail global.
“Citibank performa nya ya oke lah. Kita lihat mereka sempat menjadi penguasa di kartu kredit, kita lihat consumer banking, saya masih ingat dan itu memang cukup mengejutkan,” ujar Ekonom Perbankan Binus University, Dody Arifianto, dalam program Market Review IDX Channel, Senin (19/4/2021).
Dia mengatakan Citibank sudah berada di Indonesia sejak 50 tahun lebih. Apalagi kantor yang ada di Indonesia adalah cabang, bukan percabangan dari negara lain.
“Jadi, di dalam Citibank itu sendiri, kita juga perlu sadar. Di globalnya, yang ada di Indonesia itu adalah kantor cabang ya, jadi dia bukan subsidiary, jadi adalah kantor cabang dari Citibank yang ada di dunia, yang berpusat di Amerika Serikat,” tegasnya.
Ia menyatakan, Citibank baru berganti kepala CEO global. Pimpinan tertinggi pada Citibank baru berganti pada bulan maret. Dari Michael Corbat, menjadi Jane Fraser.
Dia menduga ini adalah visi dan misi dari setiap CEO baru. Ketika memutuskan keluar dari retail banking dan fokus untuk menyusun kekuatan dari Citi itu sendiri.
“Di mana mereka, katakanlah bukannya enggak kuat tapi relatif dibandingkan dengan bank lain mereka kalah, tetapi mereka punya kekuatan di bidang lain. Itu biasa, namanya bisnis di manapun juga pasti akan konsolidasi,” kata Dody.
Dody berfikir bisnis yang sudah berjalan belasan tahun bahkan puluhan tahun akan melihat, lebih baik bukan di sini atau di mana. Menurutnya, ini merupakan hasil studi yang dijalankan, bukan berasal dari CEO baru.
“Saya melihat sih ini trigger-nya dari sana ya, dan itu sah-sah saja. Namanya bisnis ya, kan bisnis tentu mereka akan mencari tempat di mana mereka memiliki bidang bisnis, di mana mereka memiliki power yang paling kuat disitu. Orang bertarung ya, kan kalau bisnis bertarung ya, bertarung di tempat di mana dia yang yakin menang, seperti itu enggak mau mereka main setengah-setengah,” katanya. (TYO)
(Ditulis oleh: Annisa Winona)