Ekonomi Berangsur Pulih, Korporasi Mulai Berani Ajukan Tambahan Modal ke Bank
Menurutnya, peningkatan kredit untuk korporasi itu merupakan gambaran dari kondisi ekonomi domestik yang mulai pulih pasca pandemi Covid-19.
IDXChannel - Bank Indonesia (BI) mencatat permintaan pembiayaan korporasi tumbuh 9,4% pada Maret 2023 jika dibandingkan dengan periode sebelumnya. Angka tersebut tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) pembiayaan korporasi sebesar 24,0% pada Maret 2023.
Selain itu, penyaluran kredit baru pada Maret 2023 juga mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya. SBT penyaluran kredit baru pada bulan Maret tercatat 94,6% atau lebih tinggi dari SBT bulan sebelumnya sebesar 66,7%.
Chief Economist PT Bank Central Asia Tbk, David Sumual mengatakan, penyaluran kredit korporasi pada sampai pada Maret 2023 memicu pertumbuhan kredit nasional tembus Rp6.424,4 triliun atau tumbuh 9,8% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Menurutnya, peningkatan kredit untuk korporasi itu merupakan gambaran dari kondisi ekonomi domestik yang mulai pulih pasca pandemi Covid-19 dan ancaman pelemahan ekonomi global akibat konflik geopolitik Rusia-Ukraina.
"Beberapa group besar memang cenderung menambah capex di awal tahun, walaupun sebelumnya banyak kekhawatiran akibat dampak dari perlambatan ekonomi global," ujar David dalam Market Review IDXChannel, Jumat (28/4/2023).
David menilai meningkatnya permintaan pembiayaan korporasi menjadi pertanda juga bahwa perekonomian Indonesia mulai kembali ke kondisi normal seperti sebelum adanya pandemi Covid-19. Sebab, dengan menambah capex tersebut, kemungkinan perusahaan bakal lebih ekspansif di tahun ini.
"Kami sempat mencoba bertemu dengan korporasi besar, kami jelaskan bahwa perlambatan ini bukan terjadi di domestik, tetapi di global, sehingga mereka sudan cukup confident menambah capex-nya, baik dari BUMN maupun swasta cukup agresif menaikan capex-nya mulai di kuartal I ini," kata David.
Pada Maret 2023, Bank Indonesia mencatat penyaluran kredit perbankan tembus Rp6.424,4 triliun, atau tumbuh 9,8% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (yoy). Berdasarkan jenis penggunaannya, pertumbuhan penyaluran kredit perbankan tersebut dikontribusikan dari Kredit Modal Kerja, Kredit Investasi, maupun Kredit Konsumsi.
Pada Maret 2023, Kredit Modal Kerja (KMK) tercatat tumbuh 10,0% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini bersumber dari sektor industri pengolahan yang tumbuh 4,7% (yoy), dan Perdagangan, Butek, dan Restoran (PHR) 5,0% (yoy).
Kemudian kredit Investasi pada Maret 2023 tumbuh 10,3% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (yoy). Angka tersebut dikontribusikan oleh sektor industri pengolahan tumbuh 16,5% (yoy) serta sektor pengangkutan dan komunikasi tumbuh 2,5% (yoy).
Sedangkan untuk kredit konsumsi pada Maret 2023 tumbuh 9,1% (secara yoy) yang dikontribusikan dari penyaluran KPR dan Kredit Multiguna. BI mencatat penyaluran kredit properti tumbuh 8,7% (yoy). Kemudian untuk kredit UMKM pada Maret 2023 tumbuh 8,5% (yoy).
"Kita masih bisa berharap masih di sektor domestik, jadi pertumbuhan kredit 10-12% ini kelihatannya masih bisa kita capai tahun ini, mudah-mudahan bisa lebih," pungkasnya.
(YNA)