Fintech Batumbu Dapat Suntikan Modal Rp42 Miliar dari Oikocredit
Fintech lending berizin OJK, Batumbu, meraih pendanaan sebesar EUR 2,4 juta atau setara Rp42 miliar dari Oikocredit, investor sosial, dan Validus Group.
IDXChannel - Fintech lending berizin OJK, Batumbu, meraih pendanaan sebesar EUR 2,4 juta atau setara Rp42 miliar dari Oikocredit, investor sosial, dan Validus Group, sebuah platform pembiayaan digital berbasis di Singapura.
Pembiayaan sebesar EUR 2,4 juta, yang jatuh tempo pada tahun 2027, akan memungkinkan Batumbu sebagai perpanjangan tangan Validus, untuk memperluas jangkauannya dan mendukung lebih banyak bisnis lokal.
Validus adalah mitra baru Oikocredit. Perusahaan financial technology (fintech) ini menggunakan data properti dan artificial intelligence untuk meningkatkan pembiayaan di sektor UMKM yang berkembang dengan tujuan meningkatkan produktivitas.
Sejak berdiri pada tahun 2015, Validus telah menyalurkan lebih dari USD3,5 miliar dalam bentuk pinjaman kepada bisnis kecil di seluruh Asia Tenggara.
Direktur Impact & Investasi, Oikocredit Dave Smit mengatakan, strategi Validus yang didorong teknologi dan data untuk pinjaman UMKM dapat mengubah permainan.
"Dengan kolaborasi Validus dan Batumbu untuk memperluas kapasitas pemberian pinjaman mereka, kami dapat bersama-sama mendukung lebih banyak usaha kecil untuk tumbuh dan berkembang, sekaligus berkontribusi pada pembangunan ekonomi Indonesia dan masyarakatnya," ungkap Dave dalam keterangan resmi dikutip Rabu (10/7/2024).
Pembiayaan ini merupakan pembiayaan pertama dari Oikocredit di Asia Tenggara. Kolaborasi ini menegaskan komitmen tanggung jawab kedua organisasi yang bertanggung jawab pada keuangan dan inklusi.
Direktur dan Wakil CEO Batumbu Reza Perazi Armadi mengungkapkan, dengan dukungan dari Oikocredit, Batumbu akan lebih baik posisinya dalam menawarkan solusi pembiayaan yang disesuaikan untuk UMKM berkembang di beberapa provinsi Indonesia.
"Yang mana jika dilihat, keberadaan perbankan saat ini dalam mendorong inklusi keuangan dan memajukan kewirausahaan masih belum sepenuhnya bisa diandalkan. Bersama-sama, kami bertujuan untuk menciptakan dampak yang berkelanjutan bagi ekonomi Indonesia," jelas Reza.
Perlu diketahui, UMKM adalah tulang punggung ekonomi Asia Tenggara. UMKM menyumbang total 97 persen dari keseluruhan bisnis dan menyerap lebih dari separuh tenaga kerja di Asia Tenggara.
Meskipun peran mereka yang krusial, banyak UMKM menghadapi tantangan besar dalam mengakses pembiayaan formal. Banyak usaha kecil berjuang untuk mengamankan dana yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan pengembangan bisnis mereka.
(SLF)