BANKING

Fokus Garap Segmen UMKM, Penyaluran Kredit Bank DKI Tembus Rp49,96 Triliun

Taufan Sukma/IDX Channel 24/10/2023 18:26 WIB

Kredit mikro juga menunjukkan kinerja yang baik dengan pertumbuhan sebesar 42,86 persen menjadi Rp3,27 triliun pada September 2023.

Fokus Garap Segmen UMKM, Penyaluran Kredit Bank DKI Tembus Rp49,96 Triliun (foto: MNC Media)

IDXChannel - PT Bank Pembangunan Daerah Khusus Ibukota Jakarta (Bank DKI) sukses mencatatkan kinerja positif hingga triwulan III-2023 lalu.

Dari sisi penyaluran kredit, misalnya, terhitung sampai September 2023 lalu Bank DKI sukses merealisasikan hingga Rp49,96 triliun.

Nilai tersebut terhitung tumbuh 6,9 persen dibanding realisasi pada periode sama tahun sebelumnya, yang tercatat sebesar Rp46,73 triliun. 

Menurut Direktur Keuangan & Strategi Bank DKI, Romy Wijayanto, pertumbuhan kredit dan pembiayaan sejalan dengan strategi bisnis yang konsisten pada segmen potensial, dengan fokus utama peningkatan portofolio pada segmen usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), yang selaras dengan visi dan misi Perseroan.

Pertumbuhan kredit, menurut Romy, utamanya didorong dari segmen ritel yang tumbuh sebesar 68,66 persen menjadi Rp1,66 triliun pada September 2023, dari posisi Rp986,30 miliar pada September 2022.

Kredit mikro juga menunjukkan kinerja yang baik dengan pertumbuhan sebesar 42,86 persen menjadi Rp3,27 triliun pada September 2023, dari posisi Rp2,29 triliun pada September 2022.

Pertumbuhan segmen mikro dan ritel tersebut, telah mendorong peningkatan rasio kredit UMKM Bank DKI per September 2023 menjadi sebesar 9,87 persen dari sebelumnya tercatat sebesar tujuh persen pada September 2022.

Selain itu, kredit konsumer mencatat pertumbuhan positif atau sebesar 13,64 persen menjadi Rp21,58 triliun pada September 2023, dari posisi sebelumnya sebesar Rp18,99 triliun pada September 2022.

Di sisi lain, strategi penyaluran kredit dengan skala lebih besar dilakukan secara selektif oleh Bank DKI, seperti kredit sindikasi yang tumbuh 10,91 persen menjadi Rp6,53 triliun pada September 2023, dari posisi Rp5,89 triliun pada September 2022.

Sementara, penyaluran segmen kredit komersial (termasuk term loan) pada September 2023 mencapai Rp15,54 triliun, sedangkan kredit menengah tercapai sebesar Rp1,37 triliun pada September 2023.

Secara spesifik, pembiayaan untuk segmen syariah juga tumbuh 6,22% menjadi sebesar Rp7,70 triliun pada September 2023, dari sebelumnya Rp7,24 triliun di September 2022.

"Dalam strategi ekspansi kredit, Perseroan tetap memprioritaskan pengelolaan risiko secara efektif dan pengawasan secara ketat untuk memastikan kualitas aset yang optimal," ujar Romy, dalam keterangan resminya, Senin (23/10/2023).

Rasio Non Performing Loan (NPL) Gross terjaga pada level rendah 1,83 persen dengan NPL Net sebesar 0,64 persen pada September 2023, yang menandakan kualitas kredit Bank DKI yang sehat.

Bank DKI juga membentuk pencadangan yang memadai dengan Coverage Ratio pada level konservatif mencapai 219,96% pada September 2023.

"Upaya pengendalian kualitas kredit juga dilakukan melalui penagihan, restrukturisasi, maupun upaya penyelamatan kredit, sesuai ketentuan yang berlaku," tutur Romy.

Sebagai upaya menjaga pertumbuhan likuiditas yang sehat, Bank DKI berhasil menghimpun pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) menjadi sebesar Rp63,66 triliun pada September 2023.

Nilai tersebut tumbuh sebesar 4,45 persen dari catatan DPK yang sebelumnya Rp60,94 triliun pada September 2022.

Selaras dengan pertumbuhan DPK tersebut, Loan to Deposit Ratio (LDR) juga terjaga pada level 78,49 persen pada September 2023.

Berbagai pertumbuhan bisnis tersebut mendorong pertumbuhan total aset sebesar 3,99 persen dari semula sebesar Rp75,24 triliun per September 2022, menjadi sebesar Rp78,24 triliun per September 2023.

Selain itu, sampai dengan September 2023 Bank DKI mampu membukukan laba bersih sebesar Rp693,27 miliar.

Laba bersih yang dicapai ditopang oleh peningkatan pendapatan bunga Bank DKI periode September 2023 sebesar 20,02 persen menjadi Rp3,97 triliun, dari Rp3,31 triliun di periode yang sama tahun sebelumnya.

Namun demikian, seiring dengan meningkatnya suku bunga The Fed dan BI 7-Day Repo Rate turut mempengaruhi peningkatan beban bunga Bank DKI yang tercatat sebesar Rp1,88 triliun pada September 2023, dari sebelumnya Rp1,11 triliun di September 2022. 

Sementara, kinerja rasio kinerja keuangan penting lainnya juga menunjukkan perbaikan secara konsisten dan terjaga, dengan ROE sebesar 9,44 persen, ROA menjadi 1,51 persen dan Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) stabil pada level 79,53 persen.

"Bank DKI juga terus menjaga Tingkat Kesehatan Bank (TKB) pada Peringkat Komposit Sehat. Sebagaimana hasil evaluasi dan penilaian dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), posisi sampai dengan bulan Juni 2023 Bank DKI memperoleh Kategori Peringkat Komposit 2 (Sehat)," ungkap Romy.

Sekretaris Perusahaan Bank DKI, Arie Rinaldi, menambahkan bahwa sebagai Bank Pembangunan Daerah (BPD) milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, Bank DKI tidak hanya menjalankan peran sebagai entitas bisnis, melainkan juga fungsi konektor sinergi antar BUMD, fasilitator pertumbuhan serta penyetaraan ekonomi masyarakat. 
Dukungan Bank DKI terhadap Pemprov DKI diwujudkan diantaranya melalui elektronifikasi pengelolaan anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemprov DKI Jakarta, melalui layanan Cash Management System (CMS), pendistribusian dan pengelolaan rekening bantuan sosial Pemprov DKI Jakarta, hingga dukungan transformasi layanan perbendaharaan daerah DKI Jakarta melalui aplikasi Sistem Informasi Manajemen Rekening Bank (siMerak) yang baru diluncurkan pada (16/10/2023) lalu.

Atas dukungan digitalisasi terhadap Pemprov DKI Jakarta, Bank DKI dinobatkan oleh Satuan Tugas Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (Satgas P2DD) sebagai Bank Pembangunan Daerah (BPD) Terbaik Dalam Mendukung Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah Tahun 2023.

Tidak hanya itu, Bank DKI juga dianugerahkan penghargaan oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) sebagai salah satu BPD terbaik atas kontribusi dalam peningkatan pelayanan publik melalui produk dan layanan yang dimiliki, misalnya JakCard sebagai kartu pintar prabayar pada berbagai moda transportasi umum yang terintegrasi di Jakarta.

"Selain itu, Bank DKI juga memfasilitasi pembayaran pajak dan retribusi, pembayaran tagihan listrik, air, telepon melalui fitur dalam aplikasi JakOne Mobile, serta pajak kendaraan bermotor dengan aplikasi Samsat Online Delivery (Si-Ondel) yang juga terkoneksi dengan aplikasi JakOne Mobile," tegas Arie. (TSA)

SHARE