BANKING

Harga Rumah di Bawah Rp2 Miliar Tumbuh Meroket, Ini Kata BTN (BBTN)

Kunthi Fahmar Sandy 15/11/2023 11:15 WIB

Housing Finance Center mencatat harga rumah secara nasional pada triwulan III-2023 mengalami kenaikan tertinggi sejak pandemi.

Harga Rumah di Bawah Rp2 Miliar Tumbuh Meroket, Ini Kata BTN (BBTN). (Foto MNC Media)

IDXChannel - Housing Finance Center, lembaga riset milik PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) mencatat harga rumah secara nasional pada triwulan III-2023 mengalami kenaikan tertinggi sejak pandemi. Rumah di bawah Rp2 miliar menjadi penyumbang terbesar kenaikan tersebut.

Dalam riset yang dirilis Housing Finance Center (HFC) menyebutkan, indeks harga rumah (House Price Index/HPI) untuk triwulan III-2023 mencapai sebesar 211,9 atau mengalami pertumbuhan tertinggi setelah pandemi sebesar 8,7% secara tahunan (year-on-year/yoy). 

Kenaikan didorong oleh rumah dengan ukuran besar atau Tipe 70 dengan harga berkisar Rp500 juta-Rp1 miliar yang mencatatkan kenaikan sebesar 12% yoy pada triwulan III-2023.

Direktur Consumer BTN Hirwandi Gafar mengatakan, kenaikan harga rumah tersebut menjadi menjadi refleksi peningkatan permintaan rumah di masyarakat. 

“Kami menilai kondisi ini akan bertahan hingga akhir tahun sejalan dengan insentif PPN DPT dari Pemerintah untuk rumah di bawah Rp2 miliar. Kondisi ini tentunya menjadi momentum pertumbuhan positif bagi Bank BTN,” jelas Hirwandi dalam rilis di Jakarta, Rabu (15/11/2023). 

Lebih lanjut, riset HFC BTN juga menyebutkan kenaikan harga rumah tersebut juga disumbang oleh rumah ukuran kecil atau tipe 36 dengan harga di bawah Rp350 juta. HFC mencatat harga rumah tipe 36 tumbuh 8,4% yoy. 

Sementara itu, berdasarkan data Bank BTN, komposisi penyaluran KPR untuk harga di bawah Rp2 miliar paling banyak di Provinsi Jawa Barat atau sekitar 44%. Kemudian, penyaluran KPR terbanyak disusul Provinsi Jawa Timur, Banten, dan Jawa Tengah.

Untuk luar Pulau Jawa, pada pulau Sumatera, Provinsi Jambi, Provinsi Sumatera Selatan dan Sumatera Utara menduduki posisi tertinggi untuk penyaluran KPR di Bank BTN. 

"Untuk provinsi dengan pertumbuhan tertinggi terjadi di luar Pulau Jawa yakni Kalimantan Tengah, Sumatera Barat, Kepulauan Riau, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Timur,” rinci Hirwandi. 

Hirwandi menambahkan, selama delapan bulan pertama tahun ini, Bank BTN juga telah menyalurkan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) baik Subsidi maupun Non-Subsidi sebesar Rp27,5 triliun atau tumbuh 17,9% yoy. Kenaikan tersebut tercatat masih berada di atas rata-rata industri. 

Berdasarkan data Bank Indonesia, KPR secara nasional tumbuh 12,3% yoy di September 2023, lebih tinggi dibandingkan kuartal sebelumnya atau per Juni 2023 sebesar 10,6% yoy.

Sementara itu, Analis Mandiri Sekuritas Kresna Hutabarat dalam risetnya mempertahankan rekomendasi beli untuk BBTN dengan target price Rp1.800. Kresna memproyeksikan laba bersih BBTN di tahun 2023 dapat menyentuh Rp3,37 triliun atau tumbuh 10,7% dari periode tahun sebelumnya.

Dengan asumsi tersebut, ROAE diperkirakan dapat mencapai 12% di tahun ini.

(YNA)

SHARE