Imbas Perang, Credit Suisse Berpotensi Merugi di Kuartal II-2022
Credit Suisse memperingatkan kepada nasabahnya tentang kemungkinan kerugian kuartal kedua.
IDXChannel - Credit Suisse memperingatkan kepada nasabahnya tentang kemungkinan kerugian kuartal kedua. Salah satu sebabnya akibat perang di Ukraina serta pengetatan kebijakan moneter memberikan tekanan pada bank investasi pada Rabu (08/07/3022).
Bank terbesar kedua di Swiss ini menggambarkan 2022 sebagai tahun "transisi", di mana perusahaan mencoba untuk melakukan perombakan total manajemen puncak serta upaya restrukturisasi untuk mengurangi pengambilan risiko, khususnya di bank investasinya.
Pemberi pinjaman mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa bank investasi kemungkinan akan menyebabkan kerugian di seluruh kelompok pada kuartal kedua karena perang Rusia-Ukraina dan pengetatan moneter yang signifikan.
Ini tentunya akan berpengaruh pada arus pelanggan yang lemah dan klien diperkirakan akan mengurangi pinjaman mereka ke bank, khususnya di kawasan Asia-Pasifik.
Masih dampak dari kondisi ini, dengan masih rendahnya tingkat penerbitan pasar modal dan melebarnya penyebaran kredit, telah menekan kinerja keuangan divisi yang kemungkinan akan menyebabkan kerugian bagi Grup pada kuartal kedua tahun 2022.
Di luar tantangan lingkungan makroekonomi, Credit Suisse menghadapi perombakan sendiri dan serangkaian kemunduran yang telah mengguncang kepercayaan investor terhadap bank.
Credit Suisse mengatakan pendapatan kuartal kedua dipengaruhi oleh berlanjutnya volatilitas nilai pasar dari 8,6 persen kepemilikan bank di Allfunds Group.
Dilansir dari Reuters, Kamis (08/07/2022), Bank mengatakan pihaknya bertujuan untuk mempercepat inisiatif biaya yang diumumkan sebagai bagian dari reorganisasi pada bulan November, “dengan tujuan memaksimalkan penghematan mulai tahun 2023 dan seterusnya.”
Dan berencana untuk beroperasi pada rasio Common Equity Tier 1 seluruh grup, metrik modal utamanya, sekitar 13,5 persen "dalam waktu dekat", di bawah target 2024 di atas 14 persene dan rasio CET1 2021 14,4 persen. (TYO/TIRTA)