BANKING

Ini Hasil Survei BI soal Prediksi Penyaluran Kredit Baru di Kuartal I-2025

Dhera Arizona Pratiwi 20/01/2025 16:40 WIB

Hasil Survei Perbankan Bank Indonesia (BI) memprakirakan penyaluran kredit tetap kuat di kuartal I-2025 meski lebih rendah dibandingkan kuartal sebelumnya.

Ini Hasil Survei BI soal Prediksi Penyaluran Kredit Baru di Kuartal I-2025. (Foto MNC Media)

IDXChannel - Hasil Survei Perbankan Bank Indonesia (BI) memprakirakan penyaluran kredit tetap kuat di kuartal I-2025 meski lebih rendah dibandingkan kuartal sebelumnya. Saldo Bersih Tertimbang (SBT) penyaluran kredit baru pada periode tersebut diprakirakan 82,3 persen.

"Lebih rendah dibandingkan SBT 97,9 persen pada kuartal sebelumnya," ujar Direktur Eksekutif​ Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso dalam keterangan resminya, Jakarta, Senin (20/1/2025).

Prioritas utama responden dalam penyaluran kredit baru pada kuartal I-2025 masih sama dengan periode-periode sebelumnya, yaitu kredit modal kerja diikuti kredit investasi dan kredit konsumsi.

Pada kredit konsumsi, penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR)/Kredit Pemilikan Apartemen (KPA) masih menjadi prioritas utama diikuti Kredit Multiguna dan Kredit Kendaraan Bermotor (KKB).

Berdasarkan sektor, prioritas utama penyaluran kredit baru pada kuartal I-2025 adalah Sektor Perdagangan Besar dan Eceran diikuti Sektor Industri Pengolahan serta Sektor Perantara Keuangan.

Kebijakan penyaluran kredit pada kuartal I-2025 diprakirakan sama ketat dibandingkan kuartal sebelumnya. Hal ini terindikasi dari Indeks Lending Standard (ILS) kuartal I-2025 yang bernilai positif sebesar 0,2.

Berdasarkan jenis kredit, standar penyaluran kredit yang diprakirakan lebih ketat terjadi pada jenis kredit investasi, sementara jenis kredit lainnya terindikasi tidak lebih ketat dibandingkan kuartal sebelumnya.

Berdasarkan aspek kebijakannya, penyaluran kredit yang diprakirakan lebih ketat antara lain plafon kredit, suku bunga kredit, dan premi kredit berisiko.

Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada kuartal I-2025 diprakirakan melambat dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Perlambatan tersebut terindikasi dari pertumbuhan DPK sebesar SBT 68,8 persen, lebih rendah dibandingkan 89,3 persen, pada kuartal sebelumnya.

Perlambatan pertumbuhan DPK diprakirakan terjadi pada seluruh jenis instrumen, baik tabungan (SBT 63,8 persen), giro (SBT 73,2 persen) maupun deposito (SBT 80,1 persen).

Responden memprakirakan outstanding kredit hingga akhir 2025 tumbuh sebesar 10,34 persen (yoy), stabil dibandingkan dengan realisasi pertumbuhan kredit pada 2024 yang mencapai 10,39 persen (yoy).

Pertumbuhan DPK hingga akhir 2025 diprakirakan jauh lebih tinggi dari 2024. Hal ini tecermin dari prakiraan penghimpunan DPK 2025 yang tercatat sebesar SBT 99,6 persen, meningkat dari SBT 89,3 persen pada tahun sebelumnya.

(Dhera Arizona)

SHARE