Ini Tanggapan Pengusaha BI Tahan Suku Bunga Acuan 6,25 Persen
Keputusan BI tersebut menandakan makro ekonomi nasional berada di fase cooling off atau periode pendinginan.
IDXChannel - Bank Indonesia (BI) kembali menahan suku bunga acuan atau BI rate di level 6,25 persen.
Lantas, kebijakan moneter Bank Sentral Indonesia ini masih aman bagi dunia usaha di Tanah Air untuk memperoleh pembiayaan?
Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP HIPMI), Akbar Himawan Buchari mengatakan, keputusan BI tersebut menandakan makro ekonomi nasional berada di fase cooling off atau periode pendinginan, setelah beberapa waktu lalu dihadapkan pada ketidakpastian global.
Karena itu, HIPMI berharap ke depannya BI rate dapat diturunkan dari di level saat ini yaitu 6,25 persen. Sehingga, dapat menaikan kredit atau pendanaan bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
“Kalau dari pelaku usaha ini tentunya adalah tren positif yang kami dapatkan karena ini menandakan bahwa ekonomi sedang cooling off dari,, jadi kita berharap ini adalah langkah ke depan dan akan berlanjut sedikit dengan penurunan suku bunga,” ujar Akbar Himawan saat sesi Market Review IDX Channel, Kamis (18/7/2024).
Menurutnya, suku bunga BI yang lebih rendah lagi dapat mendorong daya beli masyarakat, terutama konsumsi terhadap produk-produk UMKM.
“Dari sisi pengusaha tentunya berharap suka bunga yang rendah agar konsumsi kita juga lebih membaik ya, untuk disebarkan kepada konsumsi produk-produk dalam negeri, tentunya untuk pembelian-pembelian di level ekonomi makro dan menengah,” kata dia.
Senada, Kepala Ekonom PT Bank Permata Tbk, Josua Pardede menilai, suku bunga BI di level 6,25 persen masih konsisten dengan kondisi geopolitik dan pasar internasional yang dipandang masih berkembang cukup dinamis.
Kebijakan mempertahankan BI rate untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS), agar tidak kembali melemah.
“Tentunya keputusan ini saya rasa cenderung tepat dan mempertimbangkan lagi juga untuk bagaimana suku bunga BI ini pun tetap konsisten untuk menjangkar ekspektasi inflasi,” tutur Josua.
Melalui keputusan moneter Bank Sentral dalam negeri, diharapkan inflasi tahun ini masih dalam target sasaran Bank Indonesia. Artinya, inflasi dan rupiah masih tetap terkendali.
“Sehingga harapannya inflasi tahun ini masih dalam target sasaran inflasi Bank Indonesia dan pada akhirnya dengan stabilitas rupiah tersebut dan juga tingkat inflasi yang terkendali diharapkan juga kepada nantinya kondisi ekonomi kita juga pun tetap terdorong dengan positif,” kata dia.
Josua mencatat, kebijakan mempertahankan BI rate saat ini sejalan dengan proyeksi sejumlah ekonom di Tanah Air.
“Saya melihat memang keputusan BI tersebut inline dengan konsensus ekonom, di mana sebagian besar ekonom memproyeksikan BI masih akan mempertahankan tingkat suku bunga acuannya,” tutur dia.
(DES)