BANKING

Jangkauan Nasabah Masih Sempit, Ini Kualitas yang Mesti Ditingkatkan Bank Syariah

Dovana Hasiana/MPI 17/03/2023 06:30 WIB

Berdasarkan Survei Inventure-Alvara 2023, hanya 6% responden yang memiliki produk bank syariah selama 30 tahun bank tersebut ada di Indonesia.

Jangkauan Nasabah Masih Sempit, Ini Kualitas yang Mesti Ditingkatkan Bank Syariah. Foto: MNC Media.

IDXChannel — Founding Chairman Indonesian Industry Outlook, Yuswohady, mengatakan Bank Syariah harus mampu meningkatkan manfaat fungsional (functional benefit) untuk memperluas pangsa pasar. 

Berdasarkan Survei Inventure-Alvara 2023, hanya 6% responden yang memiliki produk bank syariah selama 30 tahun bank tersebut ada di Indonesia. Dari angka tersebut, alasan mereka memilih produk keuangan syariah adalah karena alasan spiritual, yakni menghindari riba, sesuai ajaran agama, dan menentramkan hati.

“Jadi, kalau Bank Syariah mau memperluas pasarnya ke populasi yang 94% ini, mereka harus mengembangkan manfaat fungsionalnya," ujar Yuswohady dalam Indonesia Industry Outlook 2023 “The Dark Global Economy, The Bright Local Champions, Melesat di Tahun Gelap” di Perpustakaan Nasional Jakarta, Kamis (16/3/2023).

Menurut Yuswohady, masyarakat pada akhirnya akan melihat manfaat yang diberikan dari bank melalui produk - produknya. Misalnya, masyarakat akan memilih bank dengan kualitas mobile banking yang mumpuni, dibandingkan dengan yang lemot dan sering error. 

Dengan demikian, bank syariah bisa menarik masyarakat di Indonesia dengan menawarkan nilai-nilai spiritual, namun di saat yang bersamaan juga mengembangkan manfaat fungsionalnya. Sehingga masyarakat bisa sepenuhnya beralih ke bank syariah. 

“Maka dari itu, kalau bicara digital, berarti bank syariah harus melakukan akselerasi di bidang produk dan memperbanyak channel dari versi digital. Artinya, tak lagi sebatas menekankan nilai-nilai spiritual namun secara kongkrit fungsi dan kemanfaatan seperti fitur bermanfaat, channel yang masif dan pelayanan prima,” imbuhnya.

Selain itu, tren hijrah finansial yang sedang berkembang di masyarakat dapat dijadikan sebagai kesempatan untuk menarik lebih banyak pelanggan. Menurutnya, di era digital seperti sekarang ini, banyak masyarakat yang lebih mudah dipengaruhi oleh tren karena takut ketinggalan zaman atau fear of missing out (FOMO).

“Tapi ya kembali lagi harus diiringi dengan kualitas produk yang mumpuni,” pungkasnya. (NIA)

SHARE