JP Morgan Berencana Perbanyak Jumlah Tenaga Kerja di Chase Bank Inggris
saat ini Chase Bank telah memiliki 1.000 staf di Inggris, dari total 19.000 karyawan di bawah naungan JPMorgan.
IDXChannel - Raksasa keuangan dan investasi asal Amerika Serikat, JP Morgan, berencana menambah jumlah tenaga kerjanya hingga dua kali lipat di bank ritel Inggris, Chase Bank, menjadi sedikitnya 2.000 karyawan dalam dua tahun ke depan.
Langkah ini merupakan upaya lanjutan untuk dapat memperkuat kinerja Chase Bank, setelah sebelumnya JPMorgan mengklaim juga telah menarik satu juta pelanggan dan lebih dari 10 miliar pound, atau sekitar USD10,8 miliar deposito ke bank berbasis aplikasi seluler tersebut.
Langkah penguatan ini menurut JP Morgan, layak untuk ditiru oleh perbankan lain di pasar internasional, di tengah tekanan yang datang dari krisis biaya hidup yang semakin tinggi, sehingga berpotensi memperburuk prospek bisnis bank ritel secara global.
“Kami ingin menjadi internasional, dimulai dari Inggris," ujar Kepala Eksekutif Chase Bank, Sanjiv Somani, sebagaimana dilansir Reuters, Rabu (28/9/22).
Menurut Somani, langkah yang diambil oleh JP Morgan sudah tepat lantaran didasarkan oleh pertimbangan untuk kinerja jangka panjang.
“Anda harus melihatnya pada pandangan sepuluh tahun ke depan. Jika Anda melihat sesuatu dengan lebih pendek, itu tidak akan mengarah pada kesimpulan yang tepat. (Faktanya) Kumpulan pendapatan perbankan ritel (masih mampu) mencapai triliunan, bahkan di luar AS,” tutur Somani.
Menurut Somani, saat ini Chase Bank telah memiliki 1.000 staf di Inggris, dari total 19.000 karyawan di bawah naungan JPMorgan. Pihak Chase disebut Somani juga tengah bersiap meningkatkan jumlah staf tersebut menjadi dua kali lipat pada akhir 2024.
Usaha tersebut akan terus berkembang dari giro dan tabungan dengan meluncurkan produk pinjaman. Kemungkinan dimulai dengan kartu kredit pada akhir 2023 mendatang.
JPMorgan mengungkapkan kepada investor bahwa mereka memperkirakan akan kehilangan USD450 juta pada usaha tersebut pada tahun 2022, dan menguraikan kerugian kumulatif sebesar USD1 miliar selama beberapa tahun.
Investor telah menyatakan keprihatinan tentang kurangnya detail tentang investasi digital JPMorgan dan tentang prospek mereka yang tidak pasti.
“Sejarah bertentangan dengan upaya JPMorgan untuk membangun bank online digital di Inggris dan di tempat lain," ujar Analis Perbankan di Wells Fargo, Mike Mayo, dalam laporan tersebut.
Pasar Inggris telah melihat banyak upaya yang dibatalkan untuk menantang dominasi bank-bank utamanya, seperti Barclays, Lloyds dan NatWest, hingga N26 Jerman.
Sementara itu, Chase juga menghadapi persaingan ketat dari kedua merek digital lokal seperti Monzo dan institusi besar seperti bank tabungan Goldman Sachs, Marcus. (TSA)
Penulis: Bayu Rama