BANKING

JP Morgan Cs Catatkan Lonjakan Kinerja Q1 2023, Sektor Perbankan AS Belum Aman 

Maulina Ulfa - Riset 17/04/2023 16:05 WIB

Sektor perbankan di Amerika Serikat (AS) masih berusaha mengembalikan kepercayaan publik akibat gonjang-ganjing keruntuhan Silicon Valley Bank (SVB).

JP Morgan Cs Catatkan Lonjakan Kinerja Q1 2023, Sektor Perbankan AS Belum Aman. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Sektor perbankan di Amerika Serikat (AS) masih berusaha mengembalikan kepercayaan publik akibat gonjang-ganjing keruntuhan Silicon Valley Bank (SVB) dan beberapa bank lainnya di awal Maret lalu.

Perbankan AS beberapa baru saja melaporkan laporan keuangan mereka sepanjang minggu lalu, dan juga di minggu ini.

JPMorgan Chase (JPM), Wells Fargo (WFC), dan Citigroup (C) semuanya melaporkan pendapatan dan laba yang melonjak pada kuartal pertama bahkan ketika regulator menahan beberapa pemberi pinjaman regional dan kepanikan menyebar ke seluruh sistem keuangan pada bulan Maret.

JPMorgan Chase, bank terbesar AS telah melaporkan pendapatan yang naik pada akhir minggu lalu, Jumat, (14/4) dengan laba bersih USD12,6 miliar, melonjak 52% dari kuartal yang sama tahun sebelumnya. Adapun pendapatan bersih tercatat sebesar USD38,34 miliar, meningkat 25% dibanding periode yang sama 2022 sebesar USD30,71 miliar. (Lihat tabel di bawah ini.)

Simpanan nasabah di bank tersebut juga naik sedikit pada kuartal pertama dari kuartal sebelumnya, dengan arus masuk meningkat. Khususnya setelah pesaing yang lebih kecil melihat deposan menarik uang tunai secara massal, kata bank tersebut.

“Kami mengalami masa sulit di bulan Maret, tetapi keadaan terlihat lebih baik sekarang,” kata kepala keuangan JPMorgan, Jeremy Barnum.

Citigroup, bank pemberi pinjaman terbesar ketiga di negara itu, juga melaporkan laba bersih sebesar USD4,6 miliar pada kuartal pertama tahun ini, naik 7% dari periode yang sama tahun lalu dan jauh di atas perkiraan analis.

Adapun buku pinjaman bank secara kasar tidak berubah dan simpanan turun 3% dari kuartal sebelumnya.

Bank investasi dan jasa keuangan, Wells Fargo juga melaporkan kinerja keuangan yang melampaui ekspektasi analis. Salah satu emiten milik Warren Buffet ini melaporkan laba bersih sebesar USD4,99 miliar sepanjang awal tahun 2023, melonjak 32% dari periode yang sama tahun sebelumnya.

Selain ketiga bank raksasa AS tersebut, Bank of America atau BofA (BAC) dijadwalkan untuk menyampaikan rilis laporan keuangn Q1 pada 18 April besok.

Nasib Sektor Perbankan AS Belum Aman

Naiknya suku bunga oleh bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed) dianggap menjadi faktor utama yang mendorong peningkatan pendapatan bank.

Hal ini seiring dengan pertumbuhan portofolio pinjamannya, dipimpin oleh keuntungan dalam pinjaman pribadi dan saldo kartu kredit yang lebih tinggi.

“Kami mengalami masa-masa sulit di bulan Maret tetapi keadaan terlihat lebih baik sekarang,” kata CFO JPMorgan Jeremy Barnum pasca rilis laporan keuangan Jumat, (14/4).

CEO JP Morgan, Jamie Dimon dan CEO Citigroup Jane Fraser kompak menegaskan bahwa perbankan AS secara keseluruhan sangat kuat dan sudah lebih tenang dari guncangan krisis yang lalu.

Mengikuti optimisme sektor perbankan tersebut, investor sempat mengerek performa saham BAC pada hari Jumat dengan kenaikan 3,36% ke level USD29,52 per saham.

Minggu lalu, The Fed juga baru saja merilis hasil risalah yang mengindikasikan akan kembali menaikkan suku bunga acuan setidaknya hingga Juni mendatang.

Namun, sejumlah tantangan yang akan terus menguji bahkan bank terbesar dan paling tangguh. Di satu sisi, bank besar juga akan mendapat keuntungan dari adanya kenaikan suku bunga yang dapat menekan beberapa saingan mereka yang lebih kecil dan lebih lemah.

Hal utama yang perlu diperhatikan adalah efek suku bunga yang lebih tinggi yang akan berdampak terhadap simpanan dan pinjaman, atau lebih khusus ukuran utama profitabilitas yang dikenal sebagai pendapatan bunga bersih.

Bank-bank sentral utama juga menunjukkan dorongan mereka untuk menaikkan suku bunga secara lebih lanjut dengan harapan membunuh inflasi.

Namun, permainan akhir masih jauh dari kata ‘jelas’ karena kenaikan harga atau inflasi terbukti lebih sulit untuk melambat dari yang diperkirakan.

Kondisi ini mendorong para analis memperingatkan bahwa pasar keuangan masih bisa pecah di sepanjang jalan menuju pemulihan ekonomi.

Sebagai informasi tambahan, mengutip Yahoo Finance, tingkat simpanan bank AS untuk semua bank komersial tercatat kehilangan USD500 miliar sepanjang Maret. Namun hanya memperoleh sebesar USD61 miliar dalam lima hari pertama bulan April. (ADF)

SHARE