Jurus BI Jaga Kestabilan Rupiah di Tengah Gonjang-ganjing Keuangan Global
Bank Indonesia (BI) menyiapkan sederet strategi dalam menjaga kestabilan rupiah di tengah krisis keuangan global.
IDXChannel - Bank Indonesia (BI) menyiapkan sederet strategi dalam menjaga kestabilan rupiah di tengah krisis keuangan global.
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Aida S. Budiman menyampaikan ketidakpastian global masih tinggi. Terlebih siklus dari normalisasi kebijakan moneter negara-negara maju yang berdampak terhadap pasar keuangan dan perekonomian global.
Belum lagi tekanan geopolitik dari Rusia dan Ukraina yang masih berlangsung, bahkan ditambah tekanan 3 bank regional di Amerika Serikat (AS) yang tumbang.
"Bank diminta untuk tetap melakukan KIS, Konsisten, Inovatif, dan Sinergi. Konsisten untuk mengawal stabilitasi sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan, inovatif karena sangat kompleks yang dihadapi, sinergi karena itu kita perlu bersama-sama, termasuk pada hari ini," ungkapnya dalam SERAMBI 2023 di Jakarta, Senin (20/3/2023).
Aida berharap Indonesia bisa menjadi negara maju di 2045 dan bisa stabil, pulih, dan bangkit. Pesan kedua, adalah kaitan dengan pengelolaan uang Rupiah.
"Dengan menjaga nilai Rupiah tersebut, tentunya orang mau bertransaksi, menjadi unit of account, dan juga bisa menjadi alat untuk investasi. Itu yang kita harapkan dengan menjaga stabilitas makro, dan sekarang ini tidak hanya kami lakukan dengan kebijakan moneter, tetapi juga makroprudensial termasuk sistem pembayaran dan kebijakan pendukung lainnya," jelas Aida.
Salah satu transaksi yang paling penting bagi masyarakat adalah uang tunai. Karena itu, perlu sekali bagi BI untuk memastikan ketersediaan uang tunai yang layak edar senantiasa tersedia di seluruh wilayah NKRI untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dengan jumlah yang cukup dan pecahan yang sesuai.
"Kita harapkan stabilisasi dan transaksi perekonomian terus berjalan. Ada tiga hal yang menjadi framework kami dalam pengelolaan uang Rupiah, yaitu pilar pertama adalah ketersediaan uang Rupiah yang berkualitas dan terpercaya, kedua sistem distribusi uang yang efisien dan layanan kas prima, ketiga adalah infrastrukturnya," tambah Aida.
Dia menyebut, landmark yang cukup besar dalam pengelolaan uang Rupiah akan terjadi pada pertengahan tahun 2025, dimana nanti akan terjadi proyek sentralisasi dan digitalisasi pengelolaan uang Rupiah. Ini akan mengubah ketiga pilar tersebut.
"Di SERAMBI, ada pemenuhan kebutuhan uang, layanan kas, infrastruktur yang soft, yaitu edukasi, 'Cinta, Bangga, dan Paham (CBP) Rupiah'. Cinta karena kita akan merawat Rupiah tersebut, Bangga kita akan menggunakan Rupiah, Paham dengan menggunakannya dengan bijak, sehingga ini menjadi edukasi kami dalam HBKN kali ini," jelas Aida.
(DES)