Kebijakan Lebih Longgar, Penyaluran Kredit Perbankan Triwulan I-2023 Diprakirakan Naik
Survei Bank Indonesia (BI) terhadap perbankan menunjukkan penyaluran kredit baru pada triwulan I 2023 diprakirakan meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya.
IDXChannel - Survei Bank Indonesia (BI) terhadap perbankan menunjukkan penyaluran kredit baru pada triwulan I 2023 diprakirakan meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya (qtq).
Hal ini terindikasi dari SBT prakiraan permintaan kredit baru triwulan I 2023 sebesar 88,3% atau lebih tinggi dibandingkan 86,3% pada triwulan sebelumnya.
Mengutip data Bank Indonesia, Jumat (20/1/2023), prioritas utama responden dalam penyaluran kredit baru triwulan I-2023 adalah kredit modal kerja, diikuti oleh kredit investasi, dan kredit konsumsi.
Pada jenis kredit konsumsi, penyaluran kredit kepemilikan rumah/apartemen masih menjadi prioritas utama, diikuti oleh kredit multiguna dan kredit kendaraan bermotor.
Berdasarkan sektor, penyaluran kredit baru pada triwulan I 2023 diprioritaskan pada sektor Industri Pengolahan, sektor Perdagangan Besar & Eceran, serta sektor Perantara Keuangan.
Adapun sejalan dengan prakiraan pertumbuhan kredit baru yang meningkat, kebijakan penyaluran kredit pada triwulan I-2023 diprakirakan sedikit lebih longgar dibandingkan periode triwulan sebelumnya.
Hal ini sebagaimana terindikasi dari Indeks Lending Standard (ILS) triwulan I 2023 bernilai negatif sebesar -0,5%, sedikit lebih rendah dibandingkan 0,0% pada triwulan sebelumnya.
Standar penyaluran kredit yang lebih longgar dibandingkan triwulan sebelumnya diprakirakan terjadi terutama pada jenis kredit modal kerja dan KPR.
Sementara itu, kebijakan penyaluran kredit diprakirakan lebih longgar dibandingkan triwulan sebelumnya terutama pada aspek jangka waktu dan biaya persetujuan kredit.
Untuk 2023, perbankan yang disurvei memprakirakan outstanding kredit sampai dengan akhir tahun mengalami pertumbuhan positif sebesar 8,9% yar on year (yoy), walaupun tidak setinggi realisasi pertumbuhan kredit pada 2022 sebesar 11,2% (yoy, angka sementara sampai dengan November 2022), namun lebih tinggi dibandingkan realisasi pertumbuhan pada 2021 sebesar 5,2% (yoy). (NIA)