BANKING

Kebijakan Pelonggaran Berlanjut, Penyaluran Kredit Baru Triwulan II-2025 Diproyeksi Meningkat

Anggie Ariesta 28/04/2025 12:30 WIB

Survei perbankan Bank Indonesia (BI) memproyeksi  penyaluran kredit baru pada triwulan II-2025 meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya (qtq).

Kebijakan Pelonggaran Berlanjut, Penyaluran Kredit Baru Triwulan II-2025 Diproyeksi Meningkat. Foto: Freepik.

IDXChannel - Survei perbankan Bank Indonesia (BI) memproyeksi penyaluran kredit baru pada triwulan II-2025 meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya (qtq).

Hal ini terindikasi dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) perkiraan penyaluran kredit baru kuartal II-2025 yang sebesar 81,99 persen, naik dibandingkan SBT 55,07 persen pada kuartal sebelumnya.

Prioritas utama responden dalam penyaluran kredit baru pada triwulan II 2025 masih sama dengan periode sebelumnya, yaitu kredit modal kerja, diikuti kredit investasi dan kredit konsumsi.

Pada jenis kredit konsumsi, penyaluran KPR/KPA diproyeksi masih menjadi prioritas utama, diikuti Kredit Multiguna dan Kredit Kendaraan Bermotor (KKB). 

Berdasarkan sektor, penyaluran kredit baru pada triwulan II-2025 diperkirakan terbesar pada sektor Industri Pengolahan, sektor Perdagangan Besar dan Eceran, serta sektor Perantara Keuangan.

Kebijakan pelonggaran penyaluran kredit pada triwulan II-2025 diperkirakan berlanjut. Hal ini terindikasi dari Indeks Lending Standard (ILS) triwulan II-2025 yang bernilai negatif sebesar 1,39 persen.

Standar penyaluran kredit yang longgar tersebut kemungkinan didorong jenis kredit KPR/KPA dan Kredit Konsumsi Lainnya. 

Kebijakan penyaluran kredit yang diprakirakan lebih longgar, antara lain pada aspek suku bunga kredit dan persyaratan administrasi. Sementara itu, premi kredit berisiko dan plafon kredit diproyekso sedikit lebih ketat.

Survei Perbankan dilakukan untuk memperoleh informasi dini mengenai kebijakan perbankan dalam penyaluran kredit, pendanaan dan penentuan suku bunga, perkembangan permintaan dan penawaran kredit baru. 

Survei Perbankan dilaksanakan secara triwulanan di mana sampel dipilih secara purposive terhadap +40 bank umum yang mencakup sekitar 80 persen total aset perbankan nasional.

(NIA DEVIYANA)

SHARE