Laba Bank bjb (BJBR) Anjlok 32 Persen Pasca KUB
Kinerja PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk atau Bank bjb tertekan pada enam bulan pertama tahun ini.
IDXChannel - Kinerja PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk atau Bank bjb tertekan pada enam bulan pertama tahun ini. Kondisi itu terjadi setelah konsolidasi BPD yang masuk dalam Kelompok Usaha Bersama (KUB) Bank bjb.
Laba konsolidasi bank dengan kode emiten BJBR tercatat Rp712 miliar di semester I-2025, turun 7,5 persen. Namun, laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik induk anjlok 32 persen menjadi Rp493 miliar imbas membesarnya porsi non-pengendali, berdasarkan laporan keuangan Bank bjb yang dikutip Senin (4/8/2025).
Pasca KUB, Bank bjb mencatat pendapatan tumbuh 8,9 persen menjadi Rp8,48 triliun. Namun, kenaikan kinerja top line tersebut tertekan berbagai beban mulai dari beban bunga hingga beban operasional. Net Interest Margin (NIM) tercatat turun 26 basis poin menjadi 3,65 persen.
Beban umum dan administrasi misalnya, naik 16 persen menjadi Rp1,49 triliun. Kemudian beban tenaga kerja dan tunjangan juga meningkat 13 persen menjadi Rp1,58 triliun. Bank bjb juga melakukan penyisihan kerugian penurunan nilai atas aset Rp455 miliar.
Alhasil, laba konsolidasi tercatat Rp712 miliar dengan laba tahun berjalan Rp492 miliar. Adapun Rp219 miliar sisanya merupakan bagian dari kepentingan non-pengendali yang mencakup PT Bank Bengkulu Rp46 miliar dan PT Bank Jambi Rp166 miliar.
Manajemen Bank bjb menilai, sinergi KUB menjadi katalis penting yang memperkuat kinerja konsolidasi. Hal tersebut juga ditopang oleh penyaluran kredit Rp144 triliun di semester I-2025.
"Bank bjb Syariah, Bank Jambi, dan Bank Bengkulu berhasil memberikan nilai tambah strategis dalam membentuk portofolio keuangan yang lebih inklusif," kata manajemen Bank bjb.
Bank bjb mencatat kenaikan pada Rasio Kredit Bermasalah (Non Performing Loan/NPL) menjadi 2,62 persen per akhir Juni 2025, dari sebelumnya 1,48 persen. Liquidity Coverage Ratio (LCR) bank only juga dinaikkan menjadi 213,9 persen dari sebelumnya 210,5 persen.
Sementara dari sisi permodalan, Capital Adequacy Ratio (CAR) menunjukkan perbaikan dari 17,2 persen menjadi 19,8 persen. Loan to Deposit Ratio (LDR) terjaga di level 86,8 persen.
(Rahmat Fiansyah)