Laba Bank IBK Indonesia (AGRS) Tumbuh 9,75 Persen di Kuartal III-2024
PT Bank IBK Indonesia Tbk (AGRS) mencatatkan laba bersih Rp170,02 miliar di kuartal III-2024. Jumlah ini tumbuh 9,75 persen secara year on year (YoY).
IDXChannel - PT Bank IBK Indonesia Tbk (AGRS) mencatatkan laba bersih Rp170,02 miliar di kuartal III-2024. Jumlah ini tumbuh 9,75 persen secara year on year (YoY) dari sebelumnya Rp154,91 miliar.
Direktur Utama Bank IBK Indonesia Oh In Taek mengatakan, IBK Indonesia berkomitmen untuk terus berupaya mewujudkan inovasi-inovasi baru dengan menyesuaikan perkembangan perbankan guna keberlanjutan bisnis. Sehingga, diharapkan senantiasa mampu berkontribusi positif bagi masyarakat.
"Kami berterima kasih kepada seluruh pemegang saham, seluruh nasabah dan masyarakat yang senantiasa mendukung eksistensi kemajuan IBK Indonesia," katanya dalam Public Expose Bank IBK Indonesia, Jakarta, Selasa (10/12/2024).
Pendapatan bunga bersih IBK Indonesia tercatat tumbuh 15,78 persen menjadi Rp436,71 triliun secara year to date. Kenaikan pendapatan bunga bersih ini berdampak pada peningkatan Net Interest Margin (NIM) IBK Indonesia dari 2,76 persen menjadi 3,10 persen secara YoY.
"Keberhasilan ini menunjukkan IBK Indonesia mampu menghasilkan pertumbuhan yang stabil baik dari segi bisnis, kesehatan dan profitabilitas," ujar dia.
Lebih lanjut, dana pihak ketiga (DPK) IBK Indonesia naik sebesar 9,98 persen dari Rp8,89 triliun pada Desember 2023 menjadi Rp9,78 triliun pada September 2024.
Selain itu, rasio pertumbuhan kredit yang cukup mengesankan di September 2024 sebesar 12,81 persen jauh di atas rata-rata industri perbankan yang tercatat sebesar 10,85 persen pada periode yang sama.
Kualitas kredit tetap terjaga meski NPL Gross tercatat naik 1,64 persen menjadl 2,36 persen, dan NPL Net meningkat 1,05 persen menjadi 1,62 persen. Meski demikian, kualitas kredit IBK Indonesia tetap terbilang baik karena NPL jauh di bawah threshold 5 persen.
Secara tahunan (YoY) rasio kecukupan modal (CAR) naik dari 38,55 persen menjadi 41,33 persen dan pertumbuhan modal inti mencapai 27,11 persen dari sebelumnya Rp4,28 triliun menjadi Rp5,45 triliun. Hal ini menunjukan IBK Indonesia telah mengambil langkah mitigasi risiko untuk menjaga kualitas aset dalam batas yang terkendali.
(Dhera Arizona)