Laba BSI (BRIS) Capai Rp5,57 Triliun di Triwulan III-2025
PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) mencatat laba sebesar Rp5,57 triliun di triwulan III-2025.
IDXChannel - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) mencatat laba sebesar Rp5,57 triliun di triwulan III-2025.
Direktur Utama BSI Anggoro Eko Cahyo mengatakan, penurunan BI Rate pada bulan sebelumnya dan penempatan dana SAL pada periode ini cukup membuat likuiditas perbankan lebih kondusif di antaranya BSI memperoleh penempatan dana SAL sebesar Rp10 triliun yang sudah terserap habis.
"Dana ini mampu mendorong posisi Dana Pihak Ketiga (DPK) per triwulan III mencapai Rp348,38 triliun, naik 15,66 persen (YoY)," katanya saat konferensi pers virtual di Jakarta Rabu (29/10/2025).
Mayoritas Dana Pihak Ketiga saat ini berada di kategori dana murah (CASA) yaitu sebesar 59,42 persen. Adapun komposisi DPK BSI terdiri atas Tabungan sebesar 41,95 persen dengan outstanding Rp146,36 triliun, giro (17,41 persen) dengan outstanding Rp60,64 triliun dan Deposito (40,58 persen) dengan outstanding Rp141,38 triliun.
Peningkatan dana mendorong aset BSI tumbuh 12,37 persen menjadi Rp416triliun. Dia menuturkan, tahun 2025 BSI fokus terus menumbuhkan dana murah khususnya Tabungan dari unique sharia proposition yakni Tabungan haji dan Tabungan bisnis dengan pertumbuhan masing-masing 19 persen dan 55 persen.
Dari sisi pembiayaan, BSI pada Triwulan III membukukan Rp300,85 triliun, naik 12,65 persen (YoY). Mayoritas pembiayaan dikontribusi segmen Ritel UMKM dan Konsumer termasuk emas sebesar Rp217,86 triliun dengan komposisi sebesar 72,42 persen disusul segmen Wholesale sebesar Rp82,89 triliun atau mengomposisi 27,58 persen.
Di sisi lain, BSI masih menjadikan emas sebagai produk unggulan. Sejak peluncuran layanan bulion oleh pemerintah 26 Februari 2025, bisnis emas BSI tumbuh melesat 72,82 persen (YoY) mencapai Rp18,76 triliun yang terdiri atas Cicil Emas Rp10,32 triliun tumbuh 106,36 persen (YoY), dan Gadai Emas Rp8,44 triliun tumbuh 44,19 persen (YoY).
Selain pembiayaan emas, BSI juga mencatatkan pertumbuhan Tabungan E-mas dengan saldo kelolaan 1,15 ton, penjualan 1,69 ton dan CIF rekening emas mencapai 200 ribu.
Melesatnya pembiayaan emas juga mendorong pembiayaan Konsumer BSI naik 15,02 perseb dengan outstanding Rp167,62 triliun. Adapun sektor-sektor produktif yang menopang pembiayaan wholesale BSI yakni pada sektor Telekomunikasi, Agrobisnis, dan Transportasi.
Tak hanya tumbuh sustain, kualitas pembiayaan terjaga dengan indikasi NPF Gross 1,86 persen membaik dari periode sebelumnya dan lebih baik dari posisi industri.
Direktur Finance and Strategy Ade Cahyo Nugroho BSI menuturkan, inisatif penguatan IT dan digital untuk menopang ekspansi bisnis BSI ke depan. ‘’Tak hanya inovasi, kami juga akan memaksimalkan infrastruktur IT dan digital untuk memperluas coverage dan meningkatkan profitabilitas," ujar dia.
Cahyo mengaku optimistis penguatan kapasitas IT BSI akan mampu meningkatkan sekaligus melayani nasabah dana dan pembiayaan lebih baik yang saat ini jumlahnya melesat. Jumlah nasabah BSI telah mencapai 22,6 juta.
“Memasuki akhir tahun ini, kami akan melanjutkan pertumbuhan pembiayaan pada segmen yang sustain dan sehat, transformasi digital berkelanjutan agar layanan BSI makin cepat, efisien, dan inklusif dan peningkatan kapabilitas SDM serta IT dan infrastruktur,” kata Cahyo.
Hingga triwulan III, pengguna BYOND by BSI 5,23 juta user meningkat 164 persen (YtD), diikuti 5.859 ATM/CRM, 126 ribu BSI Agen, 22 ribu BSI EDC, 527 ribu merchant BSI QRIS dan pengguna BEWIZE by BSI 34 ribu.
Untuk segmen UMKM, BSI membangun portal Salam Digital untuk memudahkan masyarakat dalam pengajuaan pembiayaan mikro secara digital.
Bukti konkrit ini mendorong peningkatan pembiayaan UMKM di BSI mencapai Rp50,25 triliun dengan menjaga Pembiayaan Inklusif Makroprudensial BSI di sekitar 34,24 persen pada bulan September 2025.
(kunthi fahmar sandy)