BANKING

LPS: Indeks Menabung Konsumen Menguat di Juni 2025

Anggie Ariesta 02/07/2025 07:45 WIB

Indeks Menabung Konsumen (IMK) mencatatkan penguatan signifikan, namun Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) sedikit mengalami pelemahan.

LPS: Indeks Menabung Konsumen Menguat di Juni 2025. (Foto iNews Media Group)

IDXChannel - Data terbaru dari Survei Konsumen dan Perekonomian (SKP) Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menunjukkan sinyal yang beragam dari perilaku konsumen Indonesia pada Juni 2025. Indeks Menabung Konsumen (IMK) mencatatkan penguatan signifikan, namun Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) sedikit mengalami pelemahan.

Pada Juni 2025, Indeks Menabung Konsumen (IMK) berada di level 83,8, menguat 4,8 poin dari posisi bulan sebelumnya. Kenaikan ini sejalan dengan penguatan komponen Indeks Waktu Menabung (IWM) sebesar 2,4 poin ke level 95,3 dan Indeks Intensitas Menabung (IIM) sebesar 7,2 poin ke level 72,4.

Direktur Group Riset LPS Seto Wardono mengungkapkan, sebagian besar responden aktif menabung.

"Terkait dengan komponen IIM, sebanyak 73,3 persen responden Survei Konsumen dan Perekonomian atau KP LPS menyatakan pernah menabung," ujar Seto dalam keterangannya di Jakarta, dikutip pada Rabu (2/7/2025).

Selain itu, persentase responden yang merasa bahwa nilai yang ditabung lebih kecil dari yang direncanakan juga mengalami penurunan, dari 56,7 persen responden pada Mei 2025 menjadi 52,5 persen responden pada Juni 2025.

Meskipun persentase responden yang menilai saat ini sebagai waktu yang tepat untuk menabung sedikit menurun menjadi 28,9 persen (dari 29,0 persen pada Mei 2025), persentase yang menyatakan tiga bulan mendatang merupakan waktu yang tepat untuk menabung justru meningkat menjadi 42,6 persen (dari 39,8 persen pada periode yang sama).

“Perkembangan ini mencerminkan rencana dan intensitas menabung yang cenderung membaik, sejalan dengan pemberian stimulus ekonomi (diskon tarif transportasi selama libur sekolah, bansos, dan subsidi upah) yang membantu daya beli rumah tangga dalam jangka pendek,” kata Seto.

Peningkatan IMK terlihat pada sebagian besar kelompok pendapatan rumah tangga (RT) pada Juni 2025. Kenaikan terbesar terjadi pada kelompok RT berpendapatan hingga Rp1,5 juta per bulan (naik 14,7 poin MoM) dan RT berpendapatan Rp3 juta-Rp7 juta per bulan (naik 7,2 poin).

Khusus kelompok RT dengan pendapatan diatas Rp7 juta/bulan, IMK masih konsisten berada di atas level 100 dan mencatatkan peningkatan 7,2 poin. Hanya kelompok RT dengan pendapatan di atas Rp1,5 juta–Rp3 juta yang mengalami pelemahan terbatas (turun 1,0 poin).

Meski niat menabung menguat, hasil SKP LPS terkini juga menunjukkan sedikit pelemahan pada Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) pada Juni 2025. IKK tercatat sebesar 99,4, turun 0,3 poin MoM.

Meskipun demikian, perkembangan ini menunjukkan persepsi konsumen yang stabil, sejalan dengan membaiknya penilaian terhadap kondisi ekonomi lokal dan lapangan kerja saat ini, di tengah persepsi konsumen yang tetap optimis terhadap prospek ekonomi dan pendapatannya pada masa mendatang.

Salah satu komponen IKK, yaitu Indeks Ekspektasi (IE) mencatat penurunan, namun bertahan di atas level 100. Pada Juni 2025, IE terkontraksi ke level 114,1 dari 114,9 pada Mei 2025. Sebaliknya, ISSI menguat ke level 79,9 dari posisi Mei 2025 yang tercatat sebesar 79,4.

Penurunan IKK dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain kenaikan harga sembako dan serapan lapangan kerja yang melandai, harga pupuk yang relatif masih tinggi, serta anomali iklim di sejumlah wilayah yang mempengaruhi hasil produksi panen, khususnya tanaman pangan.

Kondisi tersebut bisa membantu petani padi karena pasokan air irigasi tetap tersedia, namun kelembaban tinggi bisa menjadi masalah bagi tanaman holtikultura yang sensitif terhadap kelembaban berlebih.

Di sisi lain, penyaluran bantuan sosial (bansos) mampu menopang daya beli rumah tangga berpendapatan menengah ke bawah. Selain itu, perbaikan infrastruktur umum serta pemberian stimulus ekonomi menyambut periode libur sekolah turut berkontribusi menahan IKK agar tidak turun lebih dalam.

Ditinjau berdasarkan pendapatan rumah tangga (RT), IKK sebagian kelompok RT mengalami pelemahan pada Juni 2025. Penurunan terbesar terjadi pada IKK kelompok RT berpendapatan di atas Rp1,5 juta-Rp3 juta per bulan (-0,9 poin MoM), diikuti kelompok RT berpendapatan di atas Rp3 juta-Rp7 juta per bulan (-0,3 poin).

Sementara itu, kelompok RT berpendapatan hingga Rp1,5 juta per bulan justru mencatatkan penguatan paling tinggi (+2,6 poin). Khusus kelompok RT berpendapatan di atas Rp7 juta per bulan, IKK-nya tercatat konsisten bertahan di atas level 100 dengan penguatan sebesar 2,4 poin.

(Dhera Arizona)

SHARE