BANKING

Marine Hull dan Energy Offshore Kontributor Utama Pertumbuhan Premi Asuransi Tugu (TUGU)

Kunthi Fahmar Sandy 09/12/2025 11:51 WIB

Premi TUGU naik 5,6 persen atau lebih tinggi dari rata-rata industri yang mencapai 3,4 persen.

Marine Hull dan Energy Offshore Kontributor Utama Pertumbuhan Premi Asuransi Tugu (TUGU) (FOTO:iNews Media Group)

IDXChannel — PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU) menyebutkan, marine hull dan energy offshore serta segmen properti menjadi kontributor utama pertumbuhan premi bruto konsolidasian hingga September 2025.

Tercatat, premi TUGU naik 5,6 persen atau lebih tinggi dari rata-rata industri yang mencapai 3,4 persen. 

Sedangkan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai Rp594,82 miliar pada periode Januari-September 2025. Pendapatan Jasa Asuransi tercatat sebesar Rp5,98 triliun dengan Hasil Jasa Asuransi mencapai Rp682,63 miliar.

Di sisi lain, strategi investasi TUGU juga membuahkan hasil positif dengan kenaikan hasil investasi sebesar 21 persen secara tahunan (year-on-year) menjadi Rp509,05 miliar. 

Total aset Perseroan pun tumbuh 19,7 persen menjadi Rp32,12 triliun dibandingkan posisi akhir Desember 2024, didukung oleh peningkatan ekuitas yang mencapai Rp10,93 triliun.

Perseroan juga kembali mengukuhkan posisinya sebagai pemimpin pasar industri asuransi umum. TUGU mencatatkan posisi jajaran teratas (top tier) dalam perolehan premi bruto untuk empat lini bisnis strategis, yakni marine hull (rangka kapal), aviasi, energy offshore, dan properti.

Data industri menunjukkan bahwa TUGU konsisten menempati posisi nomor satu untuk segmen marine hull dan aviasi. 

Selain itu, TUGU berhasil naik ke posisi kedua dalam lini bisnis properti serta mempertahankan posisi kedua untuk segmen energy offshore.  Pencapaian ini mencerminkan penguatan pangsa pasar TUGU, khususnya pada kategori risiko besar (specialty risks).

Analis Ajaib Sekuritas, Rizal Rafly mengatakan kinerja tersebut menjadi penanda valid bahwa perusahaan memiliki kapabilitas mumpuni dalam mengelola portofolio dengan tingkat kompleksitas dan eksposur risiko yang tinggi.

Keempat lini bisnis tersebut—khususnya aviasi dan energi—membutuhkan kapasitas teknis yang kuat, dukungan reasuransi yang solid, serta disiplin underwriting yang ketat untuk menjaga stabilitas hasil (underwriting result).

“Marine hull dan aviasi adalah lini bisnis yang membutuhkan kontrol risiko ketat dan struktur proteksi reasuransi yang sangat kuat. Dominasi TUGU di posisi teratas menunjukkan perusahaan mampu menjaga kualitas portofolionya dalam jangka panjang,” ujar Rafly dalam risetnya Selasa (9/12/2025).

Khusus pada lini properti, kenaikan peringkat TUGU sejalan dengan kontribusi premi yang semakin besar dari segmen ini dalam laporan keuangan konsolidasian. 

Rafly menambahkan bahwa posisi pasar di segmen risiko tinggi sering menjadi indikator utama bagi pelaku industri dalam menilai kapabilitas teknis ( technical excellence) sebuah perusahaan asuransi.

“Jika sebuah perusahaan berada di papan atas untuk lini bisnis risiko tinggi, itu menunjukkan fundamental yang kokoh, mulai dari tata kelola risiko, kompetensi aktuaria, hingga kesiapan modal. Dalam kasus TUGU, posisi pasar tersebut sangat konsisten dengan indikator keuangannya yang kuat,” katanya.

Ketahanan fundamental TUGU terlihat jelas dari rasio solvabilitas dan likuiditas. Per 30 September 2025, TUGU mencatatkan Risk-Based Capital (RBC) sebesar 360,9 persen, jauh di atas rata-rata industri asuransi umum yang berada di level 326 persen.

Selain itu, Rasio Kecukupan Investasi (RKI) TUGU mencapai 272 persen, melampaui rata-rata industri yang sebesar 166 persen.

Indikator ini memberikan ruang yang luas bagi TUGU untuk mendukung kebutuhan likuiditas, ekspansi bisnis, dan pemenuhan kewajiban klaim kepada nasabah.

(kunthi fahmar sandy)

SHARE