Menakar Risiko Dampak Runtuhnya Silicon Valley ke Perbankan Asia
Regulator telah menutup Silicon Valley Bank (SVB) dan mengambil kendali atas depositonya. Hal ini diumumkan oleh Federal Deposit Insurance Corp (FDIC).
IDXChannel - Regulator menutup Silicon Valley Bank (SVB) dan mengambil kendali atas depositonya. Hal ini diumumkan oleh Federal Deposit Insurance Corp (FDIC) pada Jumat (10/3/2023). Imbas dari kondisi tersebut saham bank asia turun. Namun, guncangan dari tutupnya SVB akan berimbas ke beberapa hal lain.
Yaitu adanya risiko penularan yang terbatas karena prospek pertumbuhan yang tinggi, basis pelanggan pemberi pinjaman yang beragam sampai peningkatan kualitas aset.
Itulah pandangan para pelaku pasar setelah penurunan saham pemberi pinjaman di kawasan itu bersama rekan-rekan Wall Street di tengah kekhawatiran bahwa tanda-tanda masalah pemberi pinjaman utama yang berbasis di Silicon Valley menandakan risiko yang lebih luas.
Namun dibalik ketakutan tersebut, penurunan di Asia jauh lebih ringan. Mengutip Bloomberg, dengan MSCI Asia Pacific Financials Index jatuh sebanyak 2,6% dibandingkan dengan penurunan 8,1% dalam Indeks Bank KBW yang menjadi pemberi pinjaman AS.
Saham bank di Asia dan AS diperdagangkan pada penilaian berbasis nilai buku akuntansi yang hampir sama. Pertama diperkirakan akan meningkatkan pendapatan sebesar 29% selama 12 bulan ke depan dibandingkan dengan sedikit perubahan untuk yang terakhir, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg.
Pemberi pinjaman Asia juga melihat peningkatan perkiraan laba tahun ini dibandingkan penurunan peringkat di AS. Rincian penurunan pangsa bank menunjukkan bahwa masalah SVB bukanlah faktor penggerak pasar terbesar untuk MSCI Asia Pacific Financials Index.
Hambatan terbesar di sektor ini adalah pemberi pinjaman Jepang seperti Mitsubishi UFJ Financial Group Inc., yang merosot lebih banyak karena keputusan bank sentral untuk mempertahankan program kontrol kurva imbal hasil tidak berubah pada pertemuan terakhir Gubernur Haruhiko Kuroda.
“Ini jelas negatif bagi bank dalam artian Anda telah membuka pintu sekarang untuk semacam debat kualitas kredit," jelas Ahli Strategi Morgan Stanley Jonathan Garner.
Kekhawatiran untuk Asia relatif ringan, di mana pertumbuhan kembali berakselerasi dan kekhawatiran kualitas aset tidak lazim seperti tahun lalu.
“Bank-bank besar memiliki sumber pendanaan yang terdiversifikasi dengan baik tidak seperti SVB yang pelanggannya sebagian besar adalah perusahaan modal ventura dan sedang melewati lingkungan makro yang sulit. Dampak penularan tampaknya terbatas untuk bank-bank Asia," ujar Ahli Strategi Bloomberg Intelligence Nitin Chanduka.
(SLF)