Mengintip Kinerja Bank Woori Saudara (SDRA), Laba Capai Rp253,51 Miliar Jelang Semester I-2025
Kinerja PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk (SDRA) atau BWS menunjukkan tren pertumbuhan positif menjelang dirilisnya laporan keuangan Semester I-2025.
IDXChannel – Kinerja PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk (SDRA) atau BWS menunjukkan tren pertumbuhan positif menjelang dirilisnya laporan keuangan Semester I-2025, baik dari sisi pendapatan maupun laba bersih, di tengah dinamika ekonomi yang berlangsung.
Data dari laporan keuangan bulanan (bank only) per Mei 2025 memperlihatkan bahwa laba bersih tahun berjalan Bank Woori Saudara mencapai Rp253,51 miliar. Angka tersebut sedikit lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang tercatat sebesar Rp251,27 miliar.
Perolehan laba ditopang oleh pendapatan bunga bersih yang meningkat 7,99 persen dari Rp675,77 miliar pada Mei 2024 menjadi Rp729,76 miliar pada Mei 2025. Kredit yang disalurkan meningkat 0,25 persen menjadi Rp47,33 triliun, dari Rp47,21 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Senior Analyst Sharlita Malik menilai pertumbuhan pendapatan bunga bersih di tengah portofolio kredit yang cukup stagnan mencerminkan BWS tidak hanya fokus pada ekspansi, tetapi juga sangat hati-hati dalam menjaga kualitas portofolio kredit.
“Ini adalah strategi yang sangat tepat di tengah kondisi pasar dana yang kompetitif dan ketidakpastian global,” ujar Sharlita.
Menurut Sharlita, BWS memiliki keunggulan karena memiliki induk usaha perbankan yang cukup kuat untuk mendukung likuiditas. Hal ini tercermin dari BWS mendapatkan sumber pendanaan non Dana Pihak Ketiga (DPK) dari induk usaha dan cabang afiliasinya sebesar US$500 juta atau setara Rp8,1 triliun. Tambahan likuiditas segar ini nantinya akan memposisikan BWS sebagai bank yang leading dari sisi likuiditas.
"Kunci dari persaingan saat ini adalah bagaimana mendapatkan dana yang cukup murah untuk disalurkan lagi ke kredit yang saat ini cukup kompetitif dari sisi rate," ujarnya.
Tambahan likuiditas juga mencerminkan adanya sinergi antara induk usaha dan cabang afiliasinya. Dukungan dari induk usaha yang kuat ini juga membuat lembaga pemeringkat global yaitu FitchRatings untuk Indonesia sebagai subsidiary memberikan peringkat AAA (idn) untuk BWS.
Sharlita menambahkan, otoritas moneter telah memberikan kebijakan yang lebih longgar melalui peningkatan Rasio Pendanaan Luar Negeri (RPLN) menjadi 35 persen dari 30 persen.
Selain itu, Bank Indonesia juga menurunkan rasio Penyangga Likuiditas Makroprudensial (PLM) sebesar 100 basis point (bps) menjadi 5 persen menjadi 4 persen untuk Bank Umum Konvensional (BUK), dengan fleksibilitas repo sebesar 4 persen, dan rasio PLM syariah sebesar 100 bps dari 3,5 persen menjadi 2,5 persen untuk Bank Umum Syariah (BUS), dengan fleksibilitas repo sebesar 2,5 persen.
"Kebijakan ini tentunya positif bagi perbankan untuk dapat mempertahankan pertumbuhan yang sehat serta profitabilitas," ujarnya.
BWS merupakan bank bank hasil merger antara Bank Himpunan Saudara dengan Bank Woori Indonesia asal Korea Selatan yang beroperasi di Indonesia dengan total aset per Mei 2025 sebesar Rp57,8 triliun dan masuk KBMI II dengan modal inti yang terbilang tebal.
Rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) BWS per Mei 2025 mencapai 30,5 persen yang jauh mengungguli rata-rata CAR perbankan nasional yang berkisar di antara 20 persen-25 persen. (Aldo Fernando)