BANKING

Naik 31,8 Persen, BNI (BBNI) Cetak Laba Bersih Rp5,2 Triliun di Kuartal I-2023

Anggie Ariesta 18/04/2023 16:28 WIB

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) mencetak laba bersih Rp5,2 triliun pada kuartal I 2023. Angka tersebut tumbuh 31,8% secara tahunan (yoy).

Naik 31,8 Persen, BNI (BBNI) Cetak Laba Bersih Rp5,2 Triliun di Kuartal I-2023. Foto: MNC Media.

IDXChannel - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) mencetak laba bersih Rp5,2 triliun pada kuartal I 2023. Angka tersebut tumbuh 31,8% secara tahunan atau year on year (yoy). Wakil Direktur Utama BNI Adi Sulistyowati menyampaikan pencapaian pada kuartal I 2023 sejalan dengan visi Perseroan untuk tumbuh secara sehat dan berkelanjutan dalam jangka panjang. 

Perseroan terus menjalankan strategi pertumbuhan yang selektif dan terukur agar konsisten menghasilkan pertumbuhan kinerja yang berkualitas.

“Kami bersyukur kinerja kuartal I 2023 ini dapat diawali dengan baik yang tentunya akan membuat kami semakin optimis untuk membukukan kinerja yang lebih baik lagi dari tahun sebelumnya,” katanya dalam Public Expose Kuartal I 2023 BNI, Selasa (18/4/2023).

Naiknya laba bersih berdampak positif pada rasio profitabilitas yang tercermin dari rasio Return on Average Equity (ROAE) yang meningkat dari 14,3% di kuartal I 2022 menjadi 15,5% di kuartal I-2023, sekaligus pre-tax Return on Asset (ROA) yang juga meningkat dari 2,3% menjadi 2,7%.

Di kuartal I 2023, kredit konsolidasi BNI tumbuh 7,2% secara tahunan (YoY) atau mencapai Rp634,3 triliun. Perseroan secara konsisten melanjutkan strategi untuk tumbuh pada segmen-segmen prioritas, yaitu kepada debitur top tier mulai dari segmen korporasi dan turunan bisnisnya yang masuk dalam sektor industri prospektif, hingga segmen konsumer, dengan tetap mengedepankan asas prudential.

Kinerja pertumbuhan kredit pada kuartal I-2023 didorong oleh segmen korporasi swasta yang tumbuh 21,2% YoY menjadi Rp234 triliun, diikuti segmen enterprise atau Large Commercial yang meningkat 13,2% YoY menjadi Rp52,2 triliun, dan Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang tumbuh 7,8% YoY menjadi Rp50,1 triliun.

Sementara, segmen konsumen secara keseluruhan tumbuh 11,9% YoY menjadi Rp113,4 triliun, dengan personal loan dan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) menjadi mesin pertumbuhan dengan masing-masing meningkat 19,2% YoY menjadi Rp44,5 triliun dan tumbuh 8% YoY menjadi Rp54,5 triliun.

BNI juga melihat debitur yang terdampak pandemi terus mengalami pemulihan. Hal ini berdampak positif pada portofolio restrukturisasi kredit akibat Covid-19 yang hingga akhir kuartal I-2023 tersisa Rp45,8 triliun, atau hanya mencapai 7,3% dari total kredit, jauh menurun dari kuartal I tahun lalu yang masih mencapai 12% dari total kredit.

Penurunan ini terutama berasal dari sektor-sektor yang paling terdampak pandemi seperti restoran, hotel, tekstil dan konstruksi, mengindikasikan bahwa bisnis debitur kembali pulih.

“Kami tentunya sangat bersyukur bahwa portofolio kredit restrukturisasi terdampak pandemi terus mengalami penurunan. Penurunan tersebut berasal dari sektor-sektor yang paling terdampak pandemi dan mengindikasikan bisnis debitur mulai pulih,” ucapnya.

Dari sisi likuiditas, Perseroan membukukan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 7,4% YoY atau mencapai Rp743,7 triliun. 

Strategi pertumbuhan DPK difokuskan pada CASA khususnya CASA transaksional yang kuat melalui penyediaan solusi keuangan dan transaksi yang komprehensif serta peningkatan kemampuan transaksional terutama pada aplikasi mobile banking dan BNI Direct.

CASA Perseroan, yaitu giro dan tabungan tumbuh 6,9% YoY dengan rasio CASA mencapai 69%. Pertumbuhan kredit dan CASA tersebut membuat Perseroan mampu mengelola Net Interest Margin (NIM) terjaga pada level 4,7%. (NIA)

SHARE