BANKING

Negerinya Dilanda Resesi, Investor Jepang Makin Getol Akuisisi Bank di RI?

Anggie Ariesta 16/02/2024 18:28 WIB

Resesi Jepang tidak hanya berdampak terhadap kinerja ekspor Indonesia, tetapi juga berpotensi di sektor jasa keuangan, seperti perbankan dan asuransi.

Negerinya Dilanda Resesi, Investor Jepang Makin Getol Akuisisi Bank di RI? (Foto MNC Media)

IDXChannel - Resesi Jepang tidak hanya berdampak terhadap kinerja ekspor Indonesia, tetapi juga berpotensi di sektor jasa keuangan, seperti perbankan dan asuransi.

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira mengatakan, potensi ini menjadi suatu hal yang dilihat sebagai sebuah tren investasi yang positif bagi Indonesia.

"Selain itu, juga ada potensi Jepang semakin agresif mengakuisisi perusahaan di sektor jasa keuangan, baik perbankan, asuransi yang ada di Indonesia untuk mengompensasi terjadinya penurunan di dalam negeri Jepang," ujar Bhima saat dikonfirmasi MNC Portal, Jumat (16/2/2024).

Meskipun berdampak positif, tapi di sisi lain, Indonesia perlu mewaspadai Jepang yang makin agresif mengakuisisi bank-bank.

"Misalnya itu akan membuat terjadinya penguasaan aset-aset jasa keuangan kepada pihak-pihak perusahaan asing," ungkap Bhima.

Bukan hal baru, keberadaan investor Jepang di industri perbankan Tanah Air, bahkan cengkeramannya semakin kuat dalam beberapa tahun terakhir.

Adapun bank-bank yang kini dimiliki investor asal Negeri Sakura mengaku mendapat dampak yang signifikan setelah masuknya mereka. 

Salah satunya PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) yang mendapatkan akses ke kapabilitas, expertise, dan jaringan global MUFG.

Induk Bank Danamon tersebut, Mitsubishi UFJ Financial Group (MUFG) juga mengakuisisi berbagai bisnis dalam rangka berekspansi di Tanah Air. 

Di antaranya, akuisisi portofolio kredit ritel dari Standard Chartered Bank Indonesia (SCBI), akuisisi PT Mandala Multifinance Tbk (MFIN), Akulaku, dan Home Credit.

Selain itu, juga ada J Trust Bank yang merupakan milik investor asal Jepang.

Sebagai informasi, ekonomi Jepang masuk ke dalam resesi teknis karena perekonomian Tokyo mengalami kontraksi tak terduga pada periode Oktober-Desember 2023.

(FAY)

SHARE