BANKING

NIM Meningkat, Intip Kinerja Keuangan Bank Woori Saudara (SDRA) di Semester I-2025

Aldo Fernando 01/08/2025 15:34 WIB

PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk (SDRA) atau BWS membukukan kinerja positif pada semester I-2025, terutama dari sisi pendapatan bunga bersih.

NIM Meningkat, Intip Kinerja Keuangan Bank Woori Saudara (SDRA) di Semester I-2025. (Foto: Bank Woori Saudara)

IDXChannel – PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk (SDRA) atau BWS membukukan kinerja positif pada semester I-2025, terutama dari sisi pendapatan bunga bersih, di tengah kondisi ekonomi global dan domestik yang masih penuh tantangan.

Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan, anak usaha Woori Bank Korea ini mencatat pertumbuhan pendapatan bunga bersih sebesar 4,1 persen menjadi Rp871,02 miliar. Peningkatan ini didorong oleh penurunan beban bunga sebesar 4,86 persen, meskipun pendapatan bunga secara keseluruhan relatif stagnan di kisaran Rp1.985,76 miliar. Alhasil, net interest margin (NIM) meningkat menjadi 3,29 persen pada semester I-2025.

Selain itu, kontribusi pendapatan non-bunga juga mulai menunjukkan hasil, dengan nilai mencapai Rp111,91 miliar yang berasal dari pendapatan berbasis komisi (fee-based income), transaksi spot dan derivatif, serta sumber pendapatan lainnya. Secara keseluruhan, total pendapatan operasional SDRA meningkat dan menghasilkan laba operasional sebelum pencadangan (PPOP) sebesar Rp240,85 miliar.

Namun, sebagai bentuk kehati-hatian, Bank Woori Saudara memperbesar pencadangan menjadi Rp130,74 miliar, seiring dengan antisipasi potensi risiko kualitas aset. Laba tahun berjalan tercatat sebesar Rp82,67 miliar.

Menurut analis Phintraco Sekuritas, Aditya Prayoga, langkah konservatif seperti ini justru menjadi tanda bahwa bank mengedepankan prinsip pengelolaan risiko yang sehat.

“Pencadangan bukan sinyal negatif. Justru sebaliknya, ketika nanti ekonomi membaik, pencadangan itu bisa dilepas dan langsung menjadi tambahan laba,” katanya.

Dari sisi intermediasi, penyaluran kredit kepada pihak ketiga tercatat sebesar Rp46,88 triliun, relatif stagnan. Namun, menurut Aditya, langkah ini wajar dan strategis.

“Kalau bank terlalu agresif menyalurkan kredit saat ekonomi sedang melambat, risikonya bisa ke rasio NPL. Dan BWS tampaknya sadar akan hal itu,” ujarnya.

Lebih lanjut, dana pihak ketiga (DPK) tercatat sebesar Rp26,83 triliun. Meski mengalami penyesuaian, ketersediaan likuiditas tetap aman berkat dukungan dari induk usaha yang menjadi keunggulan khas Bank Woori Saudara.

“Tidak semua bank punya akses ke dana murah dari induk. SDRA jelas punya nilai plus di sini, dan itu akan berpengaruh pada daya saing mereka di tengah naiknya biaya dana industri,” ujar Aditya.

Dari sisi kesehatan, rasio NPL bruto berada di level 2,39 persen, dan NPL neto 1,57 persen, jauh di bawah ambang batas 5 persen yang ditetapkan OJK. Rasio kecukupan modal (CAR) juga solid di 31,11 persen, dengan total aset mencapai Rp58,28 triliun per akhir Juni 2025.

“Dengan strategi bertahan yang disiplin dan struktur keuangan yang solid, Bank Woori Saudara dinilai berada pada posisi yang ideal untuk mengakselerasi pertumbuhan ketika momentum ekonomi kembali membaik di paruh kedua tahun ini,” tutur Aditya. (Aldo Fernando)

SHARE