BANKING

OJK Tegaskan Stabilitas Jasa Keuangan RI Terjaga di Tengah Gejolak Global

Dinar Fitra Maghiszha 02/06/2025 15:58 WIB

Pasar keuangan global mengalami penguatan seiring tercapainya sejumlah kesepakatan dagang penting antara negara-negara besar.

OJK Tegaskan Stabilitas Jasa Keuangan RI Terjaga di Tengah Gejolak Global (Foto: iNews Media Group)

IDXChannel - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menegaskan stabilitas sektor jasa keuangan nasional tetap terjaga di tengah gejolak global.

Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar mengatakan, pasar keuangan global mengalami penguatan seiring tercapainya sejumlah kesepakatan dagang penting antara negara-negara besar. 

Hal ini dinilai turut berdampak positif terhadap arus modal ke negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.

“Pelaku pasar menyambut baik kesepakatan tersebut sehingga mendorong penguatan pasar keuangan global diikuti juga oleh penurunan volatilitas pasar keuangan dan capital inflow ke pasar negara-negara berkembang," ujar Mahendra dalam konferensi pers Rapat Dewan Komisioner (RDK) bulanan, Senin (2/6/2025).

Kesepakatan dagang permanen antara Amerika Serikat dan Inggris yang tercapai pada 8 Mei 2025, menjadi langkah penting dalam meredakan ketegangan perdagangan. 

Selain itu, kesepakatan sementara antara AS dan China pada 12 Mei 2025 turut menurunkan ketegangan global dan volatilitas pasar.

Menurut Mahendra, kondisi global memang masih diliputi ketidakpastian, terutama dari sisi kebijakan suku bunga bank sentral Amerika Serikat atau Federal Reserve dan RUU Pajak yang berpotensi memperlebar defisit fiskal. Namun sejauh ini, dampak langsung ke pasar keuangan Indonesia dinilai masih terbatas.

“Dampaknya terlihat dapat terlokalisir sehingga imbasnya ke pasar keuangan global masih terbatas," kata Mahendra.

Di sisi domestik, OJK menyoroti ketahanan perekonomian domestik. Pertumbuhan ekonomi kuartal I-2025 tercatat 4,87 persen, ditopang oleh konsumsi rumah tangga dan inflasi yang tetap terkendali di angka 1,95 persen.

Dengan berbagai indikator positif seperti surplus neraca dagang, penurunan defisit transaksi berjalan, dan stabilitas cadangan devisa, Mahendra meminta pelaku jasa keuangan tetap melakukan antisipasi ke depan.

(DESI ANGRIANI)

SHARE