BANKING

Pemerintah Dorong UMKM Manfaatkan Kredit Industri Padat Karya

Anggie Ariesta 21/07/2025 13:18 WIB

Pemerintah telah meluncurkan program Kredit Industri Padat Karya (KIPK) untuk pelaku usaha lokal yang bergerak di sektor padat karya.

Pemerintah telah meluncurkan program Kredit Industri Padat Karya (KIPK) untuk pelaku usaha lokal yang bergerak di sektor padat karya. (Foto: Ist)

IDXChannel - Pemerintah telah meluncurkan program Kredit Industri Padat Karya (KIPK) untuk pelaku usaha lokal yang bergerak di sektor padat karya. Dengan program ini, pelaku usaha memperoleh subsidi bunga perbankan 5 persen.

Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan dan Pengembangan Usaha BUMN Kemenko Perekonomian, Ferry Irawan mengatakan, KIPK bisa dimanfaatkan sektor industri padat karya seperti industri furnitur. Insentif kredit tersebut semakin relevan di tengah kebijakan tarif impor Amerika Serikat (AS).

“Kami memahami bahwa kebijakan tarif dari Amerika Serikat memberikan tekanan terhadap industri furnitur nasional, termasuk di sentra produksi seperti Jepara,” ujarnya lewat keterangan resmi, Senin (21/7/2025).

Pernyataan itu disampaikannya saat mengunjung sentra furnitur di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Dalam kesempatan tersebut, Ferry meninjau langsung kondisi pelaku usaha furnitur sekaligus menyosialisasikan program KIPK yang berada di bawah Komite Kebijakan Pembiayaan bagi UMKM.

KIPK merupakan skema pembiayaan produktif dengan bunga rendah yang khusus ditujukan kepada pelaku usaha padat karya untuk mendukung revitalisasi alat dan mesin produksi. Skema ini ditetapkan melalui Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Permenko) Nomor 4 Tahun 2025 tentang Skema Pembiayaan Produktif bagi Industri Padat Karya.

Melalui KIPK, industri diharapkan dapat meningkatkan efisiensi, kualitas, dan kapasitas produksi. Skema ini juga bertujuan mendorong modernisasi industri, menjaga keberlangsungan operasional usaha, menciptakan iklim kerja yang lebih produktif, serta memperkuat daya saing industri dalam negeri di pasar global.

Selama kunjungan kerja, Ferry mengunjungi dua pelaku utama industri furnitur lokal, yakni PT Talenta Java Design dan CV Garden Nia Jaya. Kedua perusahaan ini dikenal sebagai industri padat karya dengan orientasi ekspor dan penyerapan tenaga kerja yang tinggi. 

Ferry meninjau langsung lini produksi, fasilitas kerja, dan berdialog dengan pelaku usaha mengenai tantangan pembiayaan, kebutuhan teknologi, dan strategi adaptasi pasar. Dia juga menekankan pentingnya diversifikasi pasar dan peningkatan produktivitas di tengah ketidakpastian global.

“Kita tidak bisa bergantung pada satu pasar. Industri harus diperkuat dari sisi produktivitas dan efisiensi, sementara pemerintah memberikan dukungan konkret lewat kebijakan dan pembiayaan,” ujar Ferry.

>

(Rahmat Fiansyah)

SHARE